Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) mengadakan Workshop Penguatan Kapasitas Organisasi BUMDES dalam rangka kegiatan Doktor Mengabdi di Desa Gendro, Kecamatan Tutur-Kabupaten Pasuruan, Minggu (6/9/2020). Workshop diadakan secara daring dan luring , untuk meminimalisir jumlah akademisi Universitas Brawijaya yang keluar kota sesuai dengan edaran Rektor terkait masa tanggap COVID-19.
Daring diikuti pengurus dan pengawas BUMDES Desa Gendro dengan pemateri dari BUMDES Gatu Adie Pradana, yang membahas tiga aspek penting terkait BUMDES yaitu komunikasi organisasi, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan BUMDES. Materi komunikasi organisasi disampaikan Rachmat Kriyantono, Ph.D, dosen FISIP, materi pengelolaan keuangan disampaikan Dessanti Putri Sekti Ari dosen FIA UB.
Dalam pengelolaan organisasi BUMDES, faktor pengelolaan dan komunikasi dipandang sebagai lem atau perekat. Lem ini juga memiliki kualitas rekat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu diperhatikan bagaimana oraganisasi bisa berjalan dengan baik, didukung oleh kualitas komunikasi yang dilakukan. Rendahnya kualitas komunikasi menjadi pemicu masalah dalam organisasi, bukan masalah uang, bukan masalah lainnya, lebih banyak berasal dari masalah komunikasi.
Selain itu, Rachmat juga mengungkapkan terkait faktor yang berkaitan dengan terbangunnya kepuasan dalam organisasi, yakni faktor kesehatan yang terkait dengan lingkungan kerja dan faktor motivasi yang terkait dengan pekerjaan.
Faktor motivasi berkaitan dengan sistem pemberian reward, tanggung jawab yang jelas, peluang untuk mencapai prestasi kerja, suka atau tidak terhadap pekerjaan, dan peluang mengembangkan diri. Sementara untuk faktor kesehatan berkaitan dengan gaji/ upah, pembimbingan/ pembinaan, keamanan kerja baik fisik dan non fisik, kebijakan organisasi terkait beban pekerjaan, dan juga hubungan antar rekan kerja apakah harmonis atau tidak.
“Terdapat tiga faktor penting dalam komunikasi di dalam organisasi yaitu keterbukaan informasi menjadi kunci utama, yang kedua melakukan komunikasi keguyuban (akrab, saling menghormati dan menghargai, persaudaraan, serta tiga komunikasi yang didasarkan pada musyawarah dan kebersamaan,” kata Rachmat.
Kemudian, terkait dengan penyampaian materi tentang pengelolahan keuangan, Dessanti menjelaskan bagaimana pengelolaan keuangan yang baik. Adapun pengelolaan keuangan yang baik adalah pembukuan yang rutin dan disiplin tercatat arus masuk dan keluarnya dana.
“Untuk BUMDES, pembukuan yang sederhana dapat digunakan yaitu mencatat debit dan kredit setiap harinya. Jika BUMDES sudah besar, maka bisa menggunakan neraca keuangan yang lebih kompleks lagi. Bahkan bisa membeli software keuangan agar lebih memudahkan pengelolaan keuangan,” pungkasnya.
Sementara dalam materi terkait pengelolaan BUMDES, Gatu mengungkapkan rata-rata BUMDES yang berhasil karena ada sinergi antara pemerintah desa, bumdes dan masyarakat. Sasaran bidang usaha BUMDES itu juga sebenarnya banyak, yang perlu dilakukan misalkan perlu dipetakan tentang komoditas yang banyak diambil produk bumi dari Desa Gendro.
Dalam akkhir kegiatan, Edi dari BPD sekaligus pengawas BUMDES Desa Gendro menyampaikan, permasalahan BUMDES di Desa Gendro ini ada pada komunikasi.
“Ketua harus berani mengambil kebijakan. Jadi jangan biarkan BUMDES tidak jalan. Ketika ketua tidak bisa, apakah berani mendelegasikan pada orang lain? yang paling penting perlu jalan lebih dulu. Jika misalnya dibutuhkan ada perombakan, ya berarti harus dilakukan. Perlu ada tanggung jawab. Jangan setengah-setengah. Perlu ada evaluasi, terpenting harus jalan lebih dulu. Tempatkan orang lain di situ yang dianggap lebih bisa bergerak,”kata Edi. [13/RMA/ HUMAS FISIP/Humas UB]