Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Kanker usus besar merupakan masalah kesehatan utama dan merupakan penyakit yang sangat umum di negara-negara maju di dunia. Seluruh dunia setiap tahun, lebih dari 900.000 kasus baru didiagnosa, dan hampir 500.000 orang meninggal karena penyakit ini.
Inilah yang melatarbelakangi diciptakannya Horafocal, sebuah invasi terapi terhadap kanker kolon menggunakan ekstrak rumput laut. Penelitian ini digagas oleh Iwayan Arya Yudhistira, Agung Febrian Ramadhani, Dendy Triatmaja, Kartika Zulfa dan Mazaya Alma Ghaisani, dari Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya. Dengan bimbingan dari Dahlia Permatasari S.Si. M.Si., Apt, penelitian ini mendapatkan pendanaan oleh DIKTI.
HORAFOCAL memanfaatkan biota laut, yaitu Hormophysa triquetra atau rumput laut. Tanaman ini memiliki kandungan fukosantin dan senyawa fenol yang dapat pula digunakan sebagai antikanker kolon. Tanaman ini berpotensi menjadi bahan baku herbal yang dikemas dengan teknologi mikosphere. “Penggunaan teknologi ini memudahkan obat ini diterima pasien karena dikonsumsi secara oral”, jelas Iwayan.
“Harapannya HORAFOCAL dapat menjadi salah satu terapi alternatif kanker kolon yang lebih aman karena pelepasannya langsung pada target. Penelitian ini juga menggunakan Guar Gum yang berguna dalam Colon DSS karena dapat didegradasi oleh enzim spesifik pada saluran cerna”, jelasnya. Gum, menurut Iwayan, akan melindungi obat ketika berada pada lambung dan usus halus. Selain menjadi alternatif terapi, kelompok ini berharap obat ini dapat diproduksi dalam skala besar dan dikomersilkan di masyarakat luas.[vicky]