Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan Komunitas Faculty of Cultural Studies Dance Crew (FOCS DC) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) dalam meraih prestasi. Alandra Anas Athallah, mahasiswa Prodi Sastra Jepang ini berhasil menyabet tiga lomba, yakni Juara 2 National J-Pop Cover dance online Competition, Juara 1 Tingkat Lokal Western Pop STIVER Cover Dance Online Competition, dan Juara 3 Lomba Pertunjukan Bakat Mandarin Tingkat Universitas se-Jawa Timur kategori Tari Tradisional Tiongkok.
Mahasiswa yang sempat magang di Jepang ini, sempat melewatkan kesempatan untuk mengikuti lomba dance online. Namun, ia bertekad untuk mengikuti perlombaan dance online pada kesempatan berikutnya.
“Sebelum saya kembali dari Jepang, ternyata udah ada lomba dance online, sayang banget gak bisa ikut, oke next kalo ada lomba dance online lagi saya harus ikut.” Ujarnya.
Lomba pertama yang ia ikuti adalah dance Cover J-Pop, Yamato Damashii 14.5 National Online Competition yang diadakan oleh HIMADE STBA YAPRI-ABA Bandung dan berhasil menyabet juara ke 2. Lomba dilaksanakan secara online dengan men-submit video melalui Google Drive dan diumumkan secara online melalui Live Streaming Instagram pada tanggal 25 September 2020.
Lomba kedua masih dalam kategori yang sama yakni online dance, Alan mendapat juara 1 Tingkat Lokal, STIVER 7th Anniversary Dance Competition, Western Pop STIVER Cover Dance Online Competition yang diadakan oleh STIVER Dance Community UIN Malang. Waktu pelaksanaan 26 September 2020 dengan sistem lomba yang sama yakni dengan merekam penampilan dance dan dikirim melalui Google Drive.
Lomba berikutnya adalah Pertunjukan Bakat mandarin Tingkat Unversitas se-Jawa Timur dalam Rangka 70 Tahun Hubungan Diplomatik Tiongkok-Indonesia. Dengan tema “Saya Memberi Selamat Melalui Pusat Bahasa Mandarin UM” yang diadakan oleh Pusat Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang dan menyabet juara tiga. Persiapan latihan lomba dilakukan sekitar tujuh sampai sepuluh hari, dan butuh satu atau dua hari untuk proses rekaman dan editing video.
Mengikuti lomba di masa pandemi, memiliki peluang dan tantangannya tersendiri. Menurut Alan, salah satu tantangannya adalah mayoritas lomba terdapat sistem penilaian berdasarkan jumlah likes dan views, yang menurutnya mudah untuk dimanipulasi.
Namun, tentu saja, ia mendapatkan dukungan yang besar dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIB UB untuk mempromosikan videonya agar mendapat banyak likes dan views. Sedangkan peluangnya adalah Alan tidak merasakan ‘demam panggung’ karna harus tampil di hadapan banyak orang, dapat merekam penampilan kapan saja dan dapat memilih penampilan yang terbaik serta tidak perlu repot-repot datang ke venue.
Harapannya, Alan ingin komunitasnya terus berprestasi walau saat ini dalam masa pandemi. Ada banyak sekali cara yang dapat diperoleh walau harus stay at home, seperti mencari kompetisi online, mengasah kemampuannya dalam dance, dan hal produktif lainnya. “Pandemi tidak berarti berhenti mencari prestasi, kalu memang ada jalan, kenapa tidak?” Kata Alan.(Rara/VQ)