Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) menyelenggarakan Entrepreneurship Day, sebuah kegiatan pelatihan kewirausahaan dan Entrepeneurship Award bagi wirausahawan muda FISIP UB Tahun 2017, Sabtu (25/03/2017) di Auditorium Nuswantara Lantai 7 Gedung B FISIP UB.
Wakil Dekan III FISIP UB, Akhmad Muwafik Saleh S.Sos, M.Si, mengatakan kegiatan ini sangat positif bagi mahasiswa karena dapat memacu jiwa kewirausahaan para mahasiswa. Muwafik juga mengatakan acara tersebut diadakan agar mahasiswa bisa mandiri khususnya bagi mahasiswa bidikmisi, melalui pembinaan dan pelatihan yang difasilitasi dari fakultas.
“Acara Entrepeneurship Award merupakan yang pertama di FISIP dan di UB. Acara ini sebagai bentuk tanggung jawab kami untuk mendidik mahasiswa agar terus terpacu kemandiriannya. Pada tahun 2017, FISIP UB mempunyai target minimal harus mencetak 20 wirausahawan dari Mahasiswa FISIP UB,” kata Muwafix
Acara Entrepreneurship Day dibagi menjadi dua kegiatan. Kegiatan pertama adalah pelatihan tentang kewirausahaan dan kegiatan kedua adalah perlombaan entrepreneurship sekaligus awarding yang diberikan pada akhir acara. Dari sepuluh peserta yang mengikuti lomba enterpenur award diambil tiga peserta terbaik yang akan diberikan pembinaan dan pelatihan khusus.
Muwafix menambahkan pemenang akan menginspirasi mahasiswa lain agar bisa berbagi pengalaman bisnisnya sehingga memunculkan wirausahawan FISIP baru.
Pemenang Entrepeneurship Award jatuh kepada Tubagus Syailendra Wangsadisastra, dari Jurusan Hubungan Internasional 2016 FISIP UB. Bagus memulai karirnya pada saat SMA. Ia mengatakan bisnis yang ia jalani adalah MiMi Busana Batik dan Busana Muslim. Produknya telah diekspor hingga Amerika, Jerman dan Turki. Dari bisnisnya tersebut, dia bisa mendapatkan Omzet Rp 30 juta perbulan.
“Visi Misi saya berbisnis ini untuk menumbuhkan rasa cinta masyarakat indonesia kepada batik itu sendiri, karena saya melihat masyarakat Indonesia masih kurang respect kepada budaya Indonesia itu sendiri, khususnya pada batik,” jelas Bagus saat sesi presentasi kepada dewan juri.
Bagus menambahkan dengan mengekspor baju batik dan baju muslimah bisa mengenalkan batik dan memenuhi kebutuhan komunitas-komunitas muslim Indonesia yang ada di luar negeri,”katanya. (Anata / Humas FISIP/Humas UB)