Pengabdian Dosen kepada Masyarakat Desa Landungsari dalam Menghadapi Dampak COVID-19

Sorry, this entry is only available in Indonesia.

Pengabdian Masyarakat oleh Dosen Pusat MPK UB di Desa Landungsari, Malang

Dosen Pusat Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Universitas Brawijaya (MPK-UB) melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Desa Landungsari, Jumat (18/09/2020). Mereka adalah Emi Setyaningsih, M.Phil., Trisna Andarwulan, S.S., M.Pd., Mohammad Hambali, M.Pd., dan Khalid Rahman, M.Pd.I. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan sebagai upaya karitatif meminimalisasi dampak Covid-19 melalui pendekatan multidispliner.

Salah satu tim pengabdian Mohammad Hambali, M.Pd menyampaikan, dilihat dari perspektif agama, salah satu strategi dalam menghadapi wabah Covid-19 adalah dengan meningkatkan kadar kesalihan sosial. Maka, ada benang merah dengan perspektif budaya yang kita miliki yakni gotong royong.

“Peran individu dan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 sejatinya sebagai garda depan karena masyarakatlah yang menjadi sasaran dan korban Covid-19 atau dengan kata lain Covid-19 adalah problem masyarakat. Maka tidak ada jalan lain kecuali masyarakat bekerja sama (bergotong-royong) mengatasi dampak Covid-19,” ungkap Mohammad Hambali, M.Pd dalam acara sosialisasi dengan perangkat desa dan perwakilan masyarakat desa Landungsari.

Ketua Pelaksana Emi Setyaningsih, M.Phil menjelaskan, dampak yang sangat dirasakan oleh masyarakat Landungsari dengan adanya Covid-19 ini adalah dampak dari sisi ekonomi.

“Jumlah masyarakat Landungsari yang hidup di bawah garis kemiskinan semakin meningkat semenjak awal pandemi. Atas dasar itulah tim pengabdian berusaha hadir di tengah-tengah masyarakat Landungsari dengan memberikan bantuan yang sifatnya sementara dan karitatif,” tegas Emi.

Pengabdian Masyarakat Berupa Budidaya Jamur Tiram oleh Dosen Pusat MPK UB

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama dua hari, yakni pada Jumat-Sabtu (18-19/09/2020). Hari pertama diisi dengan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat desa Landungsari untuk menambah wawasan dan penguatan mereka dalam menghadapi wabah Covid-19 dari perspektif multidispliner (agama dan budaya).

Sedangkan pada hari kedua diisi dengan kegiatan pelatihan/praktik pembuatan masker dan pembibitan jamur kepada masyakarat desa Landungsari. Harapannya, masyarakat desa Landungsari bisa tetap produktif untuk tetap survive di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit akibat wabah COVID-19.

Terkait budidaya jamur tiram, tim pengabdian bekerjasama dengan salah satu komunitas di desa Landungsari yang sebelumnya sudah merintis budidaya jamur tiram ini. “Pemeliharaan dan pengelolaan budidaya jamur pada saat ini masih dalam lingkup yang terbatas. Ke depannya, akan dilakukan secara gotong-royong yang melibatkan masyarakat dalam skala yang lebih luas dan tidak hanya berhenti pada budidaya jamur saja, tetapi ke pengolahan jamur untuk dijadikan beberapa produk makanan, seperti keripik dan frozen food,” pungkas Emi. [Emi/Irene]