Dosen Ilmu Komunikasi UB: Praktisi PR Harus Paham Big Data dan AI

Sorry, this entry is only available in Indonesia.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya yang juga Ketua Prodi Magister Ilmu Komunikasi UB, Maulina Pia Wulandari S.Sos., M.Kom., P.hD mengungkapkan perkembangan digital teknologi membuat praktisi Public Relations (PR) harus melihat Big Data dan Artificial Intelligence (AI) bukan hanya sebagai alat tetapi juga sebagai fenomena yang tidak bisa dihindari.

Hal ini dinyatakan Maulina Pia Wulandari saat menjadi Keynote Speaker di 3rd International Conference of Communication Science 2023 yang diselenggarakan oleh Universitas Mataram, 25 Oktober 2023 lalu.

“Saya menyampaikan materi yang berjudul the Challenges of Indonesian Public Relations Profesional in the Digital Technology and Artificial Intelligence Era,” katanya.

Menurut Pia, perkembangan digital teknologi membuat praktisi PR harus melihat big data dan AI bukan hanya sebagai alat tetapi juga sebagai fenomena yang tidak bisa dihindari.

“Para praktisi PR harus memahami bahwa Big Data dan AI memberikan banyak manfaat kepada praktisi PR antara lain membantu PR dalam melaksanakan tugas-tugas teknis kesehariannya, memenuhi kebutuhan publik untuk berkomunkasi secara interaktif dengan organisasi,” paparnya.

“Dan memberikan data yang akurat kepada praktisi PR yang akan digunakan sebagai informasi dalam mengambil keputusan manajerial,” sambung alumni University of Newcastle ini.

Namun, Pia membeberkan bahwa penelitian yang dia lakukan bersama mahasiswa magister Ilmu Komunikasi menunjukkan bahwa kemampuan dan kompetensi praktisi PR dalam menggunakan dan menganalisis data yang dihasilkan dari AI dan Big data analytics tool masih kurang.

Karena itulah, Maulina Pia memberikan rekomendasi kepada perguruan tinggi untuk segera membangun kurikulum yang berhubungan dengan komunikasi digital dan digital public relations. Tidak hanya itu, perguruan tinggi juga harus menyediakan serangkaian pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis dalam penggunaan AI dan Big Data.

“Dan melalui program kampus merdeka perguruan tinggi dapat bekerjasama dengan aktor aktor penting seperti institusi pemerintah, korporasi dan LSM yang sudah menerapkan big data dan AI agar mahasiswa dapat melaksanakan program magang, membuat program kolaboratif dan proyek-proyek nyata,” pungkasnya. (Humas FISIP/OKY/Humas UB)