ujian disertasi terbuka atas nama Siti Dharmawati, S.Pt.,M.P.
Ternak itik berperan sebagai penyumbang pemenuhan kebutuhan protein hewani baik daging maupun telur. Akan tetapi di Indonesia kontribusi suplainya masih sangat rendah dibandingkan dengan daging ayam. Sementara itu populasi itik Alabio yang merupakan unggas lokal Kalimantan Selatan berdasarkan data statistik peternakan (2020) mengalami peningkatan. Serta kemampuannya untuk memproduksi telur sangat tinggi, sehingga layak dijadikan penyedia protein hewani.
Namun kendala utama beternak itik Alabio adalah pakan yang mencapai 60-70% dari biaya produksi. Tingginya biaya pakan disebabkan karena sebagian besar peternak itik di Kalimantan Selatan menggunakan pakan komersial dan tepung ikan impor.
Pernyataan itu diungkapkan oleh Dosen Universitas Islam Kalimantan, Siti Dharmawati, S.Pt.,M.P. dalam penelitiannya berjudul “Penggunaan Enzim Bromelin dalam Pengolahan Daging Keong Rawa (Pomacea sp.) dan Implikasinya terhadap Penampilan dan Kualitas Karkas Itik Alabio Jantan”. Riset itu merupakan naskah disertasi sebagai persyaratan mendapatkan gelar doktor yang telah diujikan secara terbuka, Senin (19/6/2023).
Dharma berpendapat bahwa pengeluaran biaya pakan ternak itik Alabio bisa ditekan dengan melakukan penyusunan ransum pakan yang memanfaatkan bahan-bahan pakan lokal. Salah satunya keong rawa yang tersedia melimpah sepanjang tahun dan dapat diolah sebagai sumber protein setara tepung ikan. Tetapi beberapa kandungan dalam keong rawa sulit dicerna oleh unggas serta terdapat bakteri salmonella dan logam berat.
“Maka agar keong rawa dapat diserap baik oleh itik diperlukan pengelolaan khusus untuk meningkatkan daya cerna protein mengeliminir anti nutrisi, logam-logam berat dan bakteri patogen,” kata Dharma.
Dia menambahkan enzim bromelin yang diperoleh dari ekstrak buah nanas. Fungsinya sebagai anti peradangan pada unggas, mempercepat proses metabolis, memperbaiki sistem pencernaan.
Berdasarkan hasil penelitian pakan berbahan keong rawa dan nanas ini mampu meningkatkan kecernaan protein pakan dan energi metabolis, feses lebih kering, memperbaiki penampilan produksi dan kualitas karkas itik Alabio jantan. Penelitian itu mengantarkan Siti Dharmawati memperoleh gelar Doktor (Dr.) pada Pascasarjana Program Doktor Ilmu Ternak di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB). (dta/Humas UB)