Perkembangaan penelitian tentang kanker menunjukkan bahwa tubuh manusia berusaha untuk mengeliminasi sel kanker melalui mekanisme Immune surveillance yang bertujuan untuk mencegah dan membatasi pertumbuhan tumor. Namun sel kanker mengembangkan kemampuan untuk lolos dari Immune surveillance salah satunya dengan mengekspresikan Human Leukocyte Antigen-G (HLA-G).
Bawang tiwai (Eleutherine palmifolia (L)., Merr) merupakan tanaman obat yang selama ini dipercaya masyarakat Kalimantan sebagai obat tradisional dan memiliki potensi sebagai herba anti kanker.
Potensi ini mulai banyak diteliti melalui mekanisme proapoptosis, anti proleratif, dan modulasi respon imun yang memunculkan hipotesis bawang tiwai dapat memodulasi ekspresi protein lain, termasuk HLA-G pada kanker serviks.
Hal tersebut dipaparkan Nurul Hasanah, dr., M.Kes dalam diseminasi Program Doktor Ilmu Kedokteran FKUB yang berjudul ” Efek Fraksi Etil Asetat Bawang Tiwai (Eleutherine palmifolia (L)., Merr) dalam Meningkatkan Immune Surveillance Sel Natural Killer Terhadap Sel Hela-CCL2 Melalui Hambatan Ekspresi HLA-G” pada (06/01) di Auditorium FKUB. Dengan tim penguji Dr.dr. Noorhamdani AS., DMM., SpMK. (K) (Promotor), Prof.Dr.dr. Loeki Enggar Fitri, M.Kes., Sp.ParK (Ko-Promotor 1), Dr.dr. Karyono Mintaroem, SpPA (Ko-Promotor 2), Prof.Dr.dr. Edi Widjajanto, MS., SpPK.(K). (Penguji 1), Prof.Dr.dr. Sanarto Santoso, DTM&H., SpMK. (K) (Penguji 2), Prof. dr. Sofia Mubarika H., M.Med. Sc., Ph.D (Penguji Tamu dari Universitas Gadjah Mada).
Dari serangkaian penelitian yang dilakukan dihasilkan variabel HLA-G membran dan apoptosis yang berhubungan erat dengan arah negatif disertai hubungan yang erat antara HLA-G supernatan dengan granzym B membuktikan bahwa aktivasi sitotoksik sel NK memang melalui hambatana HLA-G. Fraksi etil asetat bawang tiwai mampu meningkatkan immune survailance sel NK terhadap sel HeLa CCL-2 melalui hambatan ekspresi HLA-G.[Fida/Humas UB]