Delegasi UB Hadiri Seminar Pancasila di Program Short Course “Taking Perspective” 2024 di UNJ

Sorry, this entry is only available in Indonesia.

Program Short Course "Taking Perspective" 2024  di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 9-12 September 2024
Program Short Course “Taking Perspective” 2024 di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 9-12 September 2024

Rangkaian kedua dari Program Short Course “Taking Perspective” 2024 dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 9-12 September 2024, setelah sebelumnya berlangsung di Leipzig University, Jerman. Pada Senin (09/09/2024), delegasi Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB) yang terdiri dari dosen Muhammad Dahlan, S.H., M.H., Mohammad Hamidi Masykur, S.H., M.Kn., dan Ranitya Ganindha, S.H., M.H., serta mahasiswa Shofa Umrotul Hasanah, Zakiyyatu Fadzilla, Ardhan Dwi, dan Difa Wafani, hadir dalam acara pembukaan resmi dan seminar yang membahas Pancasila.

Acara dimulai dengan penampilan Tari Lenggang Nyai, tarian khas Betawi, sebelum dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor IV UNJ, Prof. Dr. Fahrurrozi, M.Pd. Seminar pembukaan kemudian diisi oleh Dr. TB H. Ace Hasan Syadzily, M.Si., Anggota DPR RI, yang menyampaikan materi bertajuk “Pancasila sebagai Paradigma Sosial Budaya dan Pengembangan Agama di Indonesia.” Selain itu, turut hadir pemateri lainnya, yaitu Rektor UNJ, Prof. Dr. Komaruddin, M.Si., dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNJ, Firdaus Wajdi, S.Th.I., MA., Ph.D.

Seminar Pancasila tersebut membahas historisitas Pancasila, yang digambarkan oleh Yudi Latif, Ph.D., sebagai warisan jenius nusantara. Ia menekankan pentingnya nilai Gotong Royong dalam Pancasila yang mencakup prinsip-prinsip kebangsaan, ketuhanan, kemanusiaan, demokrasi, dan kesejahteraan. Tantangan yang dihadapi Pancasila di era modern, seperti sekterianisme, ketidakpuasan sosial, populisme agama, dan disinformasi di media sosial, juga menjadi sorotan utama.

Prof. Komaruddin menambahkan bahwa keadilan sosial harus dijadikan landasan dalam kebijakan nasional di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan politik. “Kebijakan yang dihasilkan harus mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya. Firdaus Wajdi turut memaparkan bahwa Pancasila berperan penting dalam moderasi beragama, sebagai alat untuk meningkatkan pemahaman dan layanan keagamaan yang lebih baik.

Sesi seminar diakhiri dengan diskusi bersama antara dosen dan mahasiswa, bertujuan memperdalam pemahaman dan berbagi perspektif tentang Pancasila.(dzilla/WDD/Humas UB)