Dekan Fapet UB Perkenalkan Kambing Ettawa di Program “Tau Gak Sih?” Trans 7

Program “Tau Gak Sih?” Trans 7 berkunjung ke Fakultas Peternakan, Senin (8/8/2016) untuk mengulas lebih dalam mengenai kambing Ettawa. Sebagai praktisi peternakan yang ahli dibidangnya, Prof.Dr.Sc.Agr.Ir. Suyadi, MS, Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) UB memperkenalkan kambing Ettawa kepada publik.

Awal mulanya kambing Ettawa didatangkan dari India oleh pemerintah Belanda pada masa penjajahan, kemudian secara turun temurun dikembangbiakkan oleh masyarakat Desa Donorejo, Kec. Kaligesing, Kab. Purworejo. Dalam perkembangannya kambing yang dibudidayakan untuk produksi daging dan susu ini dikawinkan dengan kambing lokal, keturunannya dikenal dengan Peranakan Ettawa (PE).

Menurut Suyadi, kambing Ettawa atau PE lebih cocok dan bisa berkembang secara optimal apabila dipelihara di daerah dataran tinggi. Oleh karena itu, kambing ini dibudidayakan secara meluas hampir di seluruh Kabupaten Purworejo, bahkan telah merambah beberapa wilayah seperti Jogjakarta, Kudus, Jepara, Banyuwangi, Malang, Kediri, Trenggalek, dan kota-kota lain di luar Jawa. Selain itu, dia juga menjelaskan perbedaan kambing Ettawa dengan kambing lokal. Perbedannya adalah perawakan kambing ettawa lebih besar, produksi daging lebih banyak meski kambing lokal difokuskan untuk menghasilkan daging, serta produksi susu lebih banyak yaitu 1,5 – 2 liter/hari.

Kandungan gizi susu kambing tidak jauh berbeda dengan susu sapi. Hasil riset membuktikan bahwa susu kambing ettawa memiliki tekstur lemak yang lebih lembut dan halus, serta lebih mudah dicerna. Sementara itu, manfaat susu kambing ettawa antaralain sebagai obat mujarab bagi penderita TBC dan asma, meningkatkan sistem ketahanan tubuh, mengatasi masalah pada sistem pencernaan sehingga baik dikonsumsi bagi individu yang alergi terhadap susu sapi, baik bagi ibu hamil dan menyusui, berkhasiat bagi kecantikan dan kekencangan kulit, serta berkhasiat meningkatkan kekuatan dan gairah seksual.

Pengolahan susu kambing ini juga beragam seperti yang telah dikembangkan di Fakultas Peternakan bagian Teknologi Hasil Ternak (THT). Olahan tersebut antara lain yoghurt, keju, kefir, face toner, dan cream masker, dalam waktu dekat bagian THT Fapet ini akan meluncurkan yoghurt spa.

Program acara yang  tayang setiap hari Senin hingga Jumat pukul 14.15 tersebut mengangkat hal-hal sepele dalam kehidupan sehari-hari namun banyak yang belum mengetahui arti dan makna hal tersebut. Menurut kru program Tau Gak Sih edisi kambing Ettawa ini akan ditayangkan bulan September mendatang. (dita/Humas UB)