Daun Sirih Cina (Peperomia pellucida L.) bisa menjadi alternatif obat untuk terapi kanker payudara. Berdasar penelitian yang dilakukan gabungan mahasiswa Fakultas MIPA dan Kedokteran ditemukan aktivitas apoptogenik ekstrak daun sirih cina diuji secara in vitro dengan uji viabilitas sel menggunakan tryphan blue dan uji immunofluoresens untuk melihat ekspresi Caspase-3, dan uji in silico melalui uji LCMS untuk menentukan berbagai komponen bioaktif di dalamnya.
“Apoptogenik ini adalah mekanisme kematian sel yang diatur melalui apoptosis yakni proses biologis untuk menghilangkan kerusakan, kelebihan atau infeksi sel yang dikontrol secara genetik,”ungkap Nala Azzatunnida dari Departemen Kimia. Sebagaimana diketahui kanker adalah ketika terjadi pertumbuhan abnnormal sel di dalam tubuh.
Melihat banyaknya efek samping dari terapi konvensional yang sudah ada, dan juga adanya multi drug resistance (MDR) pada kejadian kanker payudara ,dibutuhkan suatu terapi alternatif untuk mengatasi hal ini. Sirih cina merupakan tanaman obat yang mudah ditemukan di pekarangan rumah maupun tempat-tempat lembab. Tanaman ini mengandung flavonoid dan triterpenoid dapat menginduksi efek proapoptosis.
Oleh karena itu, tim PKM RE Universitas Brawijaya yang terdiri dari: Nala Azzatunnida (Kimia), M. Nizam Zulfi Zakaria (Biologi), Uray Keisya Ranaputri (Kimia), Mega Rahmani Sitanggang (Kedokteran), dan Rifqi Fajar Maulana (Kimia) dengan dosen pembimbing Anna Safitri, M.Sc., Ph.D. berkolaborasi melakukan inovasi berupa Aktivitas Apoptogenik Ekstrak Daun Sirih Cina (Peperomia pellucida) Terhadap Sel Kanker Payudara MCF-7 Melalui Pendekatan In Vitro dan In Silico”.
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi pada perempuan di seluruh dunia dengan tingkat kasus sebesar 30,5 persen dan jumlah kematian akibat kanker payudara pada perempuan mencapai 21,5 persen per tahun.
Pengobatan kanker payudara yang dijalani oleh pasien sebagian besar menggunakan obat-obatan sitotoksik yang diberikan melalui infus vena atau melalui mulut yang menyebabkan banyak efek samping sehingga menjadi masalah serius dalam pengobatan kanker karena agen kemoterapi yang menyebar di seluruh tubuh dapat merusak sel-sel tubuh yang sehat dan tidak terindikasi kanker.
Penelitian ini mendapatkan dana dari Kemdikbudristek dan Universitas Brawijaya melalui Program Kreativitas Mahasiswa pada bidang Riset Eksakta tahun 2023. Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam upaya pengobatan kanker payudara menggunakan bahan alam dan dapat mengurangi efek samping yang berbahaya pada penderita kanker payudara. [nala/sitirahma]