
Enam mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) membuat desain alat ekstraksi ikan gabus untuk membantu UKM dalam meningkatkan produktivitas albumin.
Mereka yang terdiri dari Anis Miftachurrochmah (FPIK), Astrida Wahyu Umayanti (FPIK), Fadhil Fadilaturohman (FPIK), Ahmad Badrus Sholeh (FT), Delia Hani Wakhida (FT), Galih Yulian Bintoro (FT) mengatakan ide pembuatan desain produk tersebut berawal dari kunjungan praktikum di CV Striata tahun 2019 lalu.
CV striata merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang pengolahan albumin ikan gabus di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Perusahaan tersebut mempunyai masalah pada alat yang dimiliki karena keterbatasan produktivitas albumin.
Agus, sang pemilik CV menjelaskan alat yang digunakan masih mempunyai kapasitas terbatas. Dalam satu kali produksi albumin (18 kilogram ikan gabus) membutuhkan waktu Ekstraksi selama sepuluh jam.
Lamanya waktu ekstraksi justru memperkecil jumlah albumin yang dihasilkan. Padahal semakin hari permintaan albumin ikan gabus semakin tinggi.
CHASELOGY merupakan alat yang digagas oleh tim dan menyediakan dua fungsi proses sekaligus yaitu ekstraksi dan pasteurisasi.
CHASELOGY yang mempunyai sistem double jacket mampu menghantarkan panas yang minimum dalam proses pasteurisasi agar produk albumin tetap terjaga kualitasnya.
Selain itu penerapan gaya sentrifugal dengan kecepatan 1400 rpm berfungsi mempercepat proses ekstraksi sehingga lebih efisien waktu dan meningkatkan produktivitas albumin.
Gagasan CHASELOGY diharapkan dapat memperbaiki proses ekstraksi dan pasteurisasi di CV Striata, sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi, mengefisiensikan waktu produksi serta meningkatkan kualitas produk albumin ikan gabus yang dihasilkan.(AM/Humas UB)