Hampir semua orang percaya bahwa secara turun temurun jamu berkhasiat untuk kesehatan. Awalnya jamu dijual oleh pedagang jamu gendong dengan jamu yang popular dibeli adalah kunyit asam, beras kencur, sinom, temulawak, dan lainnya. Bahan dasar jamu adalah rempah-rempah dan bahan herbal lainnya yang dipercaya berkhasiat seperti daun asam jawa atau sinom, buah asam jawa, dan lainnya. Bahan-bahan jamu tersebut dikenal sebagai tanaman obat keluarga (TOGA).
Sayangnya bagi sebagian orang rasa jamu kurang bersahabat. Hal inilah yang melatarbelakangi inovasi dosen Universitas Brawijaya (UB) yang diketuai Dr. Retno Astuti, STP, MP dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UB beranggotakan Prof. Dr. Teti Estiasih, STP, MP., Prof. Dr. Ir. Kgs. Ahmadi, MP, Dego Yusa Ali, STP., M.Sc., Prof. Andriani Kusumawati, S.Sos, M.Si, DBA., dan Neza Fadia Rayesa, STP MSc. Melalui program Doktor Mengabdi, mereka mengintroduksikan inovasi TOGA menjadi produk kudapan (snack) yang enak dan minuman kemasan cup.
Salah satu anggota tim DM Dr. Retno Astuti, STP. MP mengatakan produk inovasi kemasan cup lebih sesuai untuk dijual karena lebih ekonomis.
“Selain itu juga lebih praktis. Selain itu afapula inovasi TOGA dalam bentuk Jelly candy dan leather. Jadi terasa lebih enak ketika menikmati jamu. Harapan kami kedepan produk produk ini dapat menjadi unggulan desa Kotes yang sekarang kebetulan juga sedang bersiap dan berbenah untuk menjadi Kampung Wisata TOGA, ” katanya.
Desa Kotes di Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar merupakan desa yang berkomitmen pada pengembangan TOGA. Desa ini pernah meraih juara kampung TOGA di skala nasional. Pada saat ini, Desa Kotes berupaya membangkitkan kembali visi Desa Kotes sebagai kampung wisata TOGA.
Untuk menunjang hal tersebut, warga desa pada awalnya mengembangkan berbagai olahan TOGA dengan prinsip one RT one product. Produk yang diolah berbasis minuman dengan satu RT satu produk yang dikemas dalam botol volume 600 ml. Saat ini produknya telah berkembang sehingga menjadi one RT multi products. Untuk menunjang hal tersebut, tim Doktor Mengabdi membantu mengembangkan produk berupa minuman dalam kemasan cup yang lebih praktis dan ekonomis. Pengembagan produk yang diperkenalkan untuk setiap RT adalah produk jelly candy dan leather TOGA.
Serangkaian dengan pengembangan produk tersebut dan juga untuk membina warga Desa Kotes untuk menghasilkan produk yang aman, Tim DM memberikan pelatihan Good Manufacturing Practices (GMP), pelatihan penerapan pengendalian proses, pengemasan aseptis, dan simulasi pengemasan aseptis pada 18 Juli 2023. Pendampingan dilakukan disertai dengan hibah peralatan untuk menunjang proses produksi minuman kemasan berupa cup selaer dan air hot gun. Pada pelatihan ini para peserta ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) berdasarkan RT sangat antusias dalam mencoba pengemasan menggunakan cup sealer. Para warga menindaklanjuti introduksi dengan memproduksi secara komersial dan dijual.
Produk inovasi minuman TOGA kemasan cup sesuai untuk dijual karena harga lebih murah dibandingkan kemasan botol serta lebih praktis. Inovasi jelly candy dan leather TOGA merupakan inovasi baru menikmati jamu dengan cara enak. Harapannya produk ini menajdi unggulan Desa Kotes yang bersiap dan sedang berbenah diri menjadi Kampoeng Wisata Desa TOGA. [FTP/Humas UB]