Inseminasi Buatan merupakan Assisted Reproductive Technology (ART) yang memberikan memberikan kontribusi signifikan dan aplikatif untuk peningkatan populasi. “Selain itu juga dapat meningkatkan mutu genetic ternak, produktivitas dan kinerja produksi”, jelasnya.
Teknologi ini, menurut Sri, telah dikembangkan di Indonesia dengan hasil yang baik, terutama pada ternak sapi, namun penerapannya pada ternak ruminansia kecil kambing masih perlu dioptimalkan. Hal ini disampaikan oleh Dr. Ir. Sri Wahjuningsih, M.Si pada saat dikukuhkan sebagai Profesor dalam bidang ilmu Reproduksi Ternak.
Keberhasilan proses ini, imbuhnya, bergantung pada ketersediaan semen beku yang berkualitas baik. Namun pada praktiknya, permasalahan yang dihadapi adalah proses kriopreservasi dan thawing semen menyebabkan tingkat kerusakan yang signifikan pada spermatozoa. “Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan formula pengencer semen kambing yang mampu melindungi spermatozoa dari cold shock pada proses kriopreservasi, thawing, serta memiliki daya preservasi yang tinggi”, jelasnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Sri menggunakan ekstrak daun Moringa oleifera mampu mengencerkan Tris dan berpotensi meningkatkan kualitas semen beku kambing. “Moringa oleifera atau daun kelor adalah tanaman herbal yang banyak dijumpai di masyarakat, dan dikenal sebagai tanaman yang kaya manfaat dalam tiap bagian tanamannya”, papar dosen Fapet ini.
“Suplementasi ekstrak daun Moringa oleifera pada pengencer Tris-aminomethan-kuning telur mempunyai potensi meningkatkan kualitas semen beku kambing. Konsentrasi optimum ekstrak daun Moringa oleifera adalah 3%”, pungkasnya.
Suplementasi ekstrak daun Moringa oleifera memiliki kandungan flavonoid, antioksidan yang terbukti bermanfaat dalam mencegah kerusakan sel akibat stres oksidatif.
“Suplementasi antioksidan dengan dosis yang tepat memberikan hasil maksimal untuk mencegah dan mengurangi reaksi peroksidasi lipid akibat aktivitas radikal bebas pada membran plasma spermatozoa, bagian tersebut kaya akan asam lemak tak jenuh sehingga rentan terhadap reaksi peroksidasi lipid”, ujarnya.
Dr. Ir. Sri Wahjuningsih, M.Si sebagai profesor aktif ke-19 dari Fakultas Peternakan (Fapet) dan profesor aktif ke 159 di UB, serta menjadi profesor ke-285 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB. Prosesi pengukuhan dilakukan pada Sabtu (29/1/2022) bertempat di Gedung Samanta Krida, Universitas Brawijaya secara hybrid. (VQ)