Sektor peternakan merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida (CO2), metan (CH4), dinitrogen oksida (N2O). Ternak ruminansia dianggap sebagai salah satu penyebab pemanasan global karena menghasilkan gas CH4.
Yakni kontributor terbesar kedua GRK yang mampu meretensi panas 25 kali lebih besar daripada karbondioksida. Gas CH4 beserta gas CO2, hidrogen (H2), nitrogen, dan hidrogen sulfida (H2S) diproduksi oleh mikroba rumen yang berperan mencerna pakan berserat dalam kondisi an aerob.
Memandang permasalahan itu dosen Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) membuat terobosan dengan memanfaatkan ekstrak jahe merah untuk meminimalisir produksi gas CH4 pada ternak ruminansia. Adalah Ir. Nancy. W. H. Tuwaidan, MP yang melakukan penelitian berjudul “Evaluasi Efektifitas Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale (L.) Rosc.) untuk Menekan Produksi Gas Metan dalam Rumen secara In Vitro.”
Riset tersebut merupakan penelitian disertasi yang ia susun bersama komisi pembimbing Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP.,IPU.,ASEAN Eng., Prof. Dr. Kusmartono., Dr. Ir. Marjuki, M.Sc., dan Dr. Anuraga Jayanegara, S.pt, M.Sc, dan telah diujikan secara terbuka daring, Rabu (23/12/2020).
Tahap awal penelitian, Nancy mengekstrak jahe merah dengan pelarut metanol dilanjutkan dengan partisi berdasarkan kepolarannya dengan pelarut n-heksan dan pelarut etil asetat. Kemudian penelitian in vitro dilakukan pemberian pakan dengan komposisi 50% rumput gajah, ditambah 50% konsentrat, ditambah ekstrak jahe merah 2%, dan kontrol tanpa ekstrak. Lalu penggunaan fraksi n-heksan taraf 0%, 1%, 2%, 3% dan 4% pada pakan komplit masing-masing dengan imbangan hijauan 75% : konsentrat 25%; hijauan 25% : konsentrat 75%.
Data hasil pengukuran masing-masing variabel ditabulasi dan dianalisis ragam dengan rancangan Acak Lengkap pola faktorial dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (Least Significant Different).
Hasil penelitian tahap pertama didapatkan maserat metanol jahe merah segar lebih banyak dibandingkan dengan yang kering. Serta memproduksi fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, fraksi air dari partisi maserat ekstrak metanol.
Sementara itu penggunaan fraksi n-heksan 2% jahe merah pada kombinasi 50:50 antara pakan hijauan dan konsentrat menghasilkan nilai produksi total gas paling rendah dan produksi gas metan. Tetapi meningkatkan kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, proporsi asam lemak propionat dan total bakteri.
Penggunaan level fraksi n-heksan pada kombinasi pakan hijauan 75% dan konsentrat 25%; hijauan 25% dan konsentrat 75% menghasilkan penurunan total gas seiring dengan meningkatnya level perlakuan begitu juga dengan produksi gas metan.
Kesimpulannya ekstrak jahe merah metanol yang difraksinasi maupun kombinasi berpotensi untuk dijadikan pakan aditif. Suplementasi fraksi n-heksan jahe merah 2% pada pakan komplit dengan imbangan 50% hijauan dan 50% konsentrat menghasilkan nilai produksi gas yang rendah dan meningkatkan kecernaan bahan kering pakan.
Sedangkan suplementasi n-heksan jahe merah 2% pada pakan lengkap dengan imbangan 50% hijauan dan 50% konsentrat dapat meningkatkan proporsi asam propionat dan memitigasi gas metan. Suplementasi n-heksan jahe merah 2% pada pakan rumput gajah dan konsentrat dengan perbandingan berbeda (75% : 25%) dapat memitigasi gas metan. (dta)