
UPT Laboratorium Riset Terpadu Universitas Brawijaya (LRT UB) kembali menyelenggarakan kegiatan penguatan riset bertajuk LRT Building Knowledge Series #2, Selasa-Rabu (6-7/5/2025). Kegiatan yang mengusung tema “Peran Scanning Electron Microscope dalam Riset Bidang Life Science” ini bertempat di Auditorium Lantai 4 Gedung Lab Techno Entrepreneurship, dan Gedung LRT UB untuk hari kedua. Workshop ini diikuti puluhan mahasiswa S1, S2, S3, serta dosen lintas bidang, khususnya yang bergerak di bidang life science.
Ketua UPT LRT Dr. Yuni Kilawati, S.Pi., M.Si., menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah memperkenalkan dan melatih keterampilan dasar preparasi sampel biologis untuk SEM, yang kini menjadi instrumen penting dalam penelitian material, biologi, dan teknik.
“Penguasaan teknologi mikroskopi seperti SEM sangat krusial dalam mendukung penelitian di bidang life science, material science maupun teknologi nano. Workshop ini menjadi langkah awal untuk membuka akses dan pemahaman praktis bagi para peneliti khususnya di UB,” kata Yuni.
Workshop meliputi sesi pemaparan materi serta praktik langsung (hands-on) menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), sebuah alat canggih untuk menghasilkan citra atau gambar beresolusi tinggi dalam pengamatan mikroorganisme. Peserta didampingi langsung dalam seluruh proses, mulai dari preparasi sampel hingga pengamatan menggunakan SEM.

Hadir sebagai narasumber, Oktiyas Muzaky Luthfi, S.T., M.Sc., Ph.D., dosen Departemen Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Ia menekankan pentingnya penguasaan SEM bagi mahasiswa dan peneliti, khususnya dalam menunjang kualitas riset dan publikasi ilmiah bereputasi.
“Untuk bisa bersaing secara internasional, kita perlu menggunakan teknologi mutakhir seperti SEM. UB sudah punya alatnya, dan ini harus dimanfaatkan secara maksimal,” ujarnya.
Oktiyas juga membagikan pengalaman penggunaan SEM selama studi doktoralnya di Polandia.
“Riset saya memang banyak menggunakan SEM, terutama untuk pengamatan diatom, mikroalga yang banyak ditemukan di Indonesia. Saya melihat ini sebagai bentuk kontribusi keilmuan. Sebagai dosen, saya merasa punya tanggung jawab membagikan pengalaman riset yang saya miliki,” ungkapnya.

Koordinator kegiatan dan Pranata Laboratorium SEM Anggi Suci Febriani, S.Si mengatakan, workshop ini menjadi bagian dari upaya LRT untuk memperluas pemanfaatan SEM oleh sivitas akademika UB.
“Pelatihan SEM merupakan bagian dari program kami untuk memperkenalkan alat ini secara lebih luas kepada mahasiswa dan dosen. SEM membutuhkan teknik preparasi khusus, terutama untuk sampel biologis. Oleh karena itu, kami sediakan sesi hands-on agar peserta bisa langsung mempraktikkan penggunaannya,” ujar Anggi.
Anggi menjelaskan, SEM telah lama tersedia di UB dan kembali dipublikasikan secara lebih aktif di bawah pengelolaan LRT.
“Biasanya alat hanya dioperasikan oleh analis. Ini pengalaman yang sangat berharga, terutama bagi mereka yang ingin menggunakan SEM secara langsung untuk publikasi atau penelitian tugas akhir,” tambahnya.

Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi dalam kegiatan praktik dengan mendiskusikan kasus dan sampel penelitian mereka dengan narasumber dan analis.
Anggi berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin dan menjangkau lebih banyak bidang.
“LRT UB membuka layanan laboratorium untuk sivitas UB dengan sistem pendampingan yang terstruktur. Workshop ini menjadi bagian dari program edukasi dan peningkatan kapasitas riset internal. Kami akan melanjutkan program ini dengan seri pelatihan lainnya, dalam bentuk workshop berkelanjutan. Tujuannya agar alat-alat berteknologi tinggi yang kami miliki bisa digunakan secara optimal untuk mendukung riset di UB,” tutup Anggi.

Melalui kegiatan ini, LRT UB tidak hanya memperkuat posisi UB sebagai kampus berbasis riset, tetapi juga memberikan ruang kolaborasi antardisiplin ilmu dalam mengeksplorasi potensi riset berbasis teknologi canggih.
Informasi lebih lanjut terkait LRT UB dapat diakses di laman lrt.ub.ac.id atau media sosial Instagram @lrt_ub. [MEL/MIT]