Dua mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) kembali mengharumkan nama almamater dan negara di kancah internasional. Mereka berhasil terpilih untuk mengikuti kegiatan Lyon Model United Nations (LYONMUN) edisi ke-11 yang diselenggarakan di Lyon, Prancis, Jumat (14/6/2024). Kedua mahasiswa tersebut adalah Muhammad Rafi Arkansyah (Teknik Industri Angkatan 2023) dan Aliya Muzayyanatul Husna (Arsitektur Angkatan 2022).

LYONMUN adalah ajang bergengsi yang mensimulasikan sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Acara ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai negara yang berkumpul untuk mendiskusikan isu-isu global dan mencari solusi melalui debat yang konstruktif dan diplomatis. Patut dibanggakan karena kedua mahasiswa FT UB ini merupakan delegasi pertama dari Universitas Brawijaya, sekaligus perwakilan pertama dari Indonesia.
Ajang ini berlangsung selama 4 hari mulai dari tanggal 22 s/d 25 Mei 2024 dengan rincian kegiatan Committee Session atau sesi debat selama MUN dilakukan selama 3 hari dan hari terakhir ditutup dengan closing ceremony. Rafi dan Aliya terbagi mengikuti dua council, Dimana Rafi terpilih untuk mengikuti council INTERPOL (International Criminal Police Organization) dan berhasil melangsungkan sidang bersama delegasi-delegasi lain dari seluruh dunia. Council INTERPOL mengusung dua topik, yaitu Combating Child Trafficking International Networks dan Leveraging The International Police Training System with Capacity Building Projects.
“Dua topik tersebut sangat relevan di zaman sekarang, sehingga saya merasa bahwa ini adalah kesempatan emas untuk memaparkan solusi dan suara saya, yang dapat didengar oleh delegasi lain dan diadopsi dalam resolusi. Solusi yang saya paparkan meliputi pengadaan spesialisasi hukum yang dilengkapi dengan cutting-edge technology untuk melaksanakan investigasi intensif pada kasus child trafficking. Selain itu, saya juga menawarkan solusi untuk mengaplikasikan shared database sebagai bentuk pemanfaatan sistem training polisi internasional yang berbasis capacity building.” terang Rafi

Sementara itu Aliya terpilih untuk mengikuti council WHO atau World Health Organization untuk menyelesaikan masalah yang juga sangat relevan dengan beberapa peristiwa terakhir yang ada di dunia. Aliya mendapatkan 2 topik permasalahan yang harus diselesaikan, pertama Accommodating Healthcare Systems with Emergency Responses in Times of Conflict dan Highlighting the Mental Distress Problems of Individuals Living with Disabilities in International Public Policie.
“Hal yang saya bahas disini untuk topik pertama mengangkat keadaan di beberapa negara yang sedang mengalami konflik, salah satunya Palestina, yang membuat kami juga bisa menyuarakan solusi kami terkait hal ini. Beberapa Solusi yang saya tawarkan terkait penguatan infrastruktur fasilitas kesehatan serta dampak kesehatan bagi warga sipil yang harus didukung oleh seluruh negara di dunia. Sedangkan untuk topik kedua dengan tujuan membantu mental health bagi penyandang disabilitas, dari sini saya menawarkan beberapa solusi seperti pembangunan sistem inisiatif dan pendukung bagi penyandang disabilitas untuk membantu keadaan mereka sehari-hari ataupun membantu dalam Kesehatan mental mereka.” papar Aliya.
Dalam wawancaranya, Rafi dan Aliya sangat berbangga dan bersyukur mengikuti ajang ini, dan mendapatkan dukungan penuh dari fakultas dan universitas.
“Allhamdulillah, kami mendapatkan dukungan penuh untuk akomodasi, mulai dari tiket pesawat yang difasilitasi oleh FT . Kemudian untuk akomodasi di luar itu kami ajukan kepada rektorat yang saat ini masih dalam proses. Secara akademik tidak ada dosen dari FT ataupun dosen fakultas lain yang membimbing kegiatan kami. Namun dari pihak FT sudah banyak memberikan dukungan kepada kami, membantu kami selama pra-kegiatan dan menjamin kelancaran kami dalam kegiatan. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih atas hal tersebut,” kata Aliya.

Selama berada di Prancis kedua delegasi ini juga banyak mendapatkan pujian dari peserta lainnya, karena berbusana batik. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi delegasi lainnya sehingga Rafi dan Aliya dapat memperkenalkan budaya asli bangsa ke mata dunia. Selain itu, mereka juga mendapatkan sambutan hangat dari pihak KBRI melalui Luh Anik Mayani selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Paris. Dia berpesan kepada mereka sebagaimana mahasiswa Indonesia untuk terus berprestasi dan memperkenalkan Indonesia serta budaya Indonesia di kancah internasional.
“Dia berpesan untuk tetap jaga nama baik Indonesia dengan berprestasi. Serta lestarikan dan perkenalkan budaya Indonesia di kancah internasional. Dia juga menitipkan salam hangat dan salam hormat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris untuk seluruh sivitas akademika Universitas Brawijaya,” lanjut Rafi.

Dengan partisipasi mereka di LYONMUN, dia berharap dapat membawa pulang pengalaman berharga yang dapat dibagikan dengan rekan-rekan mereka di kampus. Mereka juga berharap dapat memperluas wawasan mereka tentang diplomasi internasional dan memperkuat kemampuan mereka dalam memecahkan masalah global. Di akhir wawancaranya Rafi dan Aliya menitipkan saran untuk teman-teman mahasiswa.
“Menjadi mahasiswa FT adalah sebuah kesempatan besar untuk meraih prestasi. Mempertahankan dan mengukir prestasi adalah tanggung jawab kita sebagai mahasiswa. Saya yakin bahwa pintu selalu terbuka bagi kita untuk menapakkan kaki di panggung perlombaan; jangan pernah ragu selama kita berada di jalur positif. Mari maksimalkan potensi yang kita miliki dan yakin bahwa kita bisa melakukannya,” kata Rafi.
Dia menambahkan peluang untuk mengembangkan pengetahuan dan nilai diri selalu ada di mana pun dan kapan pun. Tinggal bagaimana menanggapi peluang tersebut dan bagaimana menjalankannya.
“Takut dan ragu mungkin hal yang wajar untuk dihadapi, namun jika tidak dilakukan, kita tidak akan pernah tau kurangnya diri kita di mana. Saya berharap, teman-teman yang lain bisa mendapatkan kesempatan yang sama, tidak harus ke luar negeri, tapi bisa mendapatkan apa yang mereka impikan,” kata Aliya.
Partisipasi dalam LYONMUN ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain di FT untuk berani mengejar kesempatan di ajang internasional dan mengasah kemampuan mereka di berbagai bidang. Dengan prestasi ini, UB, khususnya Fakultas Teknik, semakin menunjukkan eksistensinya di dunia internasional dan berkomitmen untuk terus mendukung mahasiswanya dalam meraih prestasi lainnya.[drnHumas UB]