Cerita Dua Lulusan Terbaik Wisuda UB Periode XIV Ara dan Rapha

Wisuda Universitas Brawijaya (UB) Periode 14, Minggu (19/01/2025) menjadi momen istimewa dengan hadirnya dua lulusan terbaik yang membawa cerita inspiratif dari bidangnya masing-masing.

Zefanya Dian Aurora, S.S

Zefanya Dian Aurora: Lulusan Termuda Sukses Menembus Karier Internasional

Zefanya Dian Aurora, S.S atau akrab disapa Ara, menjadi lulusan termuda pada Wisuda UB kali ini. Di usia 21 tahun, Ia meraih gelar Sarjana Sastra Cina dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dengan IPK 3,84. Tak hanya itu, Ara telah diterima bekerja di PT Donlim Technology Indonesia, perusahaan asal Tiongkok yang berlokasi di Demak sebelum ia resmi diwisuda.

Ara mencoba melamar di perusahaan tersebut setelah menyelesaikan seminar proposal skripsi. Sambil menyelesaikan skripsi, Ia mengikuti berbagai rangkaian tes, hingga dinyatakan lolos dan harus mengikuti training selama tiga bulan di Chuzhou, China.

“Seharusnya saya wisuda Oktober lalu, tapi baru bisa ikut sekarang karena kemarin harus mengikuti training di China,” ungkapnya.

Ia mengetahui rekrutmen tersebut dari temannya di Sastra Cina yang sudah lebih dahulu diterima. Perusahaan bahkan melakukan kerja sama dengan FIB UB karena melihat potensi beberapa mahasiswa magang dan alumni Sastra Cina yang bekerja di perusahaan tersebut.

Saat ini Ara ditempatkan di bagian Purchasing Material Control dan juga menjadi translator bahasa Mandarin.

Ara memang tertarik dengan budaya Tiongkok. Dalam skripsinya, gadis yang lahir dan besar di Papua ini mengupas representasi budaya Tiongkok dalam elemen karakter game, seperti pakaian, senjata, dan simbolnya. Ara berharap karyanya bisa menjadi referensi dan meningkatkan apresiasi terhadap keragaman budaya.

Rapha L Rufus Sudarmono Bawa Semangat Baru di Bidang Pertanian

Rapha L Rufus Sudarmono, S.P

Tidak banyak anak muda yang ingin bekerja di bidang pertanian, salah satu nya adalah Rapha L Rufus Sudarmono, S.P, salah satu wisudawan terbaik dari Fakultas Pertanian yang berhasil meraih IPK 3.94.

Menurut Rapha, Pertanian akan sangat dibutuhkan di masa yang akan datang karena di dunia ini tidak mungkin orang tidak butuh makan, dan salah satu mendapatkan makanan adalah melalui bidang pertanian.

“Titik kepuasan mulai  dari awal seperti menanam, mengolah, hingga bisa dijual ke masyarakat. Memang kesannya berat dan susah karena memang harus mengorbankan waktu untuk research produk dari awal hingga bisa dikenal masyarakat tapi itu menjadi tantangan tersendiri,” katanya.

Rapha menambahkan, meskipun Indonesia kaya akan sumber daya namun hingga saat ini belum bisa mengolahnya dengan baik dan akhirnya mengekspor barang setengah jadi padahal sebagai suatu negara harusnya kita bisa untuk mengolahnya menjadi sesuatu produk jadi yang harga jualnya sudah tinggi bukan justru hanya dijual.

Keinginannya merambah pada usaha di bidang pertanian, membuatnya harus lebih paham belajar mengenai bisnis tersebut. Oleh karena itu, dia lantas melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi.

Impiannya ada mengambil kuliah magister bidang pertanian di luar negeri.

“Saya saat ini sedang mengumpulkan uang untuk melanjutkan kuliah disana. Oleh karena itu, saat ini saya sedang berusaha untuk mencari pekerjaan di Australia dengan cara mengambil Long Course di bidang Hospitality,” katanya.

Meskipun terkesan tidak ada kaitannya dengan  bidang pertanian, Rapha berharap suatu saat bisa membantunya berkomunikasi dengan klien maupun calon pembeli.

“Lebih dari itu saya juga punya mimpi buka restaurant di masa yang akan datang,” katanya.

Rapha merupakan wisudawan terbaik pada prodi Agribisnis FP dengan IPK 3.94 dan lama studi 3 tahun 7 bulan. [Irene/Oky]