Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya kembali menggelar Ujian Akhir Disertasi, Senin (6/1/2024) di Gedung A FK UB. Dalam disertasinya, dr. Laksmi Sasiarini, SpPD-KEMD menjelaskan penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pemberian Beras Coklat Varietas Lokal Terhadap Perbaikan Resistensi Insulin Di Jaringan Adiposa Tikus Model Obesitas Yang Diinduksi Diet”.
Laksmi Sasiarini, SpPD-KEMD yang juga merupakan alumnus UB tahun 1988 mengatakan judul penelitian tersebut diangkat karena menurutnya semakin banyak masyarakat menderita penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes melitus. Hal ini dikarenakan konsumsi karbohidrat yang tinggi seperti nasi putih. Oleh karena itu dalam penelitian dr. Laksmi Sasiarini, SpPD-KEMD dirinya mengangkat beras coklat sebagai alternatif functional food
“Bahwa saat ini semakin banyak penderita penyakit metabolik seperti obesitas, diabetes mellitus. Penelitian menyebutkan bahwa salah satu kontribusi adalah konsumsi karbohidrat yang tinggi salah satunya nasi putih. Sehingga kami membuat alternatif functional food yaitu beras coklat,” katanya.
Beras coklat dapat menjadi alternatif dikarenakan beras coklat hanya melalui satu kali proses penggilingan sehingga masih banyak komponen bioaktif yang tidak terbuang. Sehingga hal itu memberikan dampak positif untuk kesehatan.
Selama mengerjakan penelitiannya ini dr. Laksmi Sasiarini, SpPD-KEMD mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kendala. Salah satu kendala dan sedikit hambatan adalah terkait dengan pembuatan diet untuk tikus percobaan. Dikarenakan dalam membuat tikus obesitas memerlukan diet tertentu agar dapat optimal dalam induksi obesitas.
“Untuk membuat tikus obesitas memerlukan diet tertentu tapi komponen makronutrien nya harus terpenuhi semua. Kalo tidak tikusnya nanti tidak optimal untuk induksi obesitasnya. Pembuatan diet itu sedemikian rupa dan harus dicoba ke tikusnya. Karena kalo tidak dimakan kan percuma” Ujarnya.
Laksmi Sasiarini, SpPD-KEMD mengatakan proses penelitiannya ini cukup lama sampai dengan 7 bulan lebih. Walaupun begitu setelah adanya penelitiannya ini beras coklat dapat dimanfaatkan sebagai functional food sebagai pengganti beras putih. Meskipun masih belum banyak tersosialisasi namun harapannya dengan lebih banyak penelitian seperti ini masyarakat semakin paham ada beras coklat yang menjadi alternatif. (ROM/Humas UB).