Dr. Gamal Albinsaid merupakan seorang dokter yang telah meraih pengakuan global sebagai inovator dan wirausahawan sosial. Ia kembali mengabdi ke rumah sendiri, Universitas Brawijaya UB) dalam puncak rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) hari ketiga, Rabu (14/08/2024).
Materi luar biasa yang Ia bawa menciptakan suasana hall riuh dengan tepuk tangan para mahasiswa baru. Gamal memulai dengan perjalanan akademiknya di UB tanpa tes seleksi. Prestasinya telah menarik perhatian internasional, termasuk penghargaan dari Ratu Elizabeth dan modal investasi sebesar Rp 1 miliar dari Raja Charles. Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengundangnya untuk berbincang dalam acara informal, menandakan pengakuan global terhadap dedikasinya.
Gamal dikenal karena berbagai inisiatif sosial yang berdampak besar. Salah satunya adalah program “Malang Cerdas,” yang menyediakan pendidikan gratis untuk lebih dari 4000 mahasiswa di Malang Raya. Inisiatif lainnya ialah “Bisnis Klinik Asuransi Sampah” untuk membantu pasien yang membutuhkan biaya operasi besar sebagai bentuk memadukan kesehatan dan keberlanjutan lingkungan.
“Saya pernah kalah di Bali, sejak itu termotivasi ikut kompetisi-kompetisi ilmiah dan mendapat 12 penghargaan, lulus tanpa perlu mengerjakan skripsi, otomatis nilai A. Saya dan tim pernah gagal PIMNAS, tapi siapa sangka kemudian hari mendapatkan apresiasi penghargaan dari universitas top dunia bahkan Raja Inggris. Growth mindset nya adalah misal mencoba 15 peluang, saya hanya berhasil 1. Kalau coba 45 peluang, maka saya berhasil 3. Intinya keberhasilan itu sebenarnya perjalanan dari satu kegagalan ke kegagalan lain tanpa kehilangan semangat. Dan kalau dihina, ubahlah cacian dan hinaan itu menjadi motivasi. Sampai nanti kamu keliling dunia pakai kacamata, kenapa? karena masa depan terlalu cerah jadi silau,” cerita Gamal.
Ia juga menganut filosofi 1 persen menjadi lebih baik setiap hari dan percaya bahwa waktu adalah sahabat jika digunakan dengan bijak. Menggunakan 2-3 jam untuk mendalami skill pengetahuan.
“Walaupun terlihat sepele, tapi kalau dihitung 10 tahun ke depan akan lebih baik, dibanding kehilangan 10 ribu jam untuk scroll media sosial atau nongkrong. Tiny changes remarkable results, bahwa hasil akhir bukan hanya tentang proses untuk mencapainya, tapi sistem yang mengatur kebiasaan 5-10 tahun lalu,” katanya.
Gamal turut menekankan pentingnya kemampuan mengatur ketidaknyamanan supaya mendapat kenyamanan lebih di kemudian hari, karena baginya lebih baik menderita karena kedisiplinan daripada menderita karena kegagalan atau penyesalan.
“Kalau belajar dari Elon Musk, sosok di balik Tesla dan SpaceX. Ia bukan hanya work hard, tapi work super hard. Work every working hours. Kita boleh punya ide, tapi setiap orang juga punya ide. Maka ini tentang kemampuan eksekusi ide kita, atau kemampuan menarik orang lain membantu merealisasikan ide kita. Be wise, and go for it now!” tegasnya.
Tujuh poin yang Ia sebutkan dapat menjadi bekal terbaik dalam menjalani hidup, yakni: passion, sorrow, innovation, vision, growth, blessing, dan sincerity.
“Teman-teman, setiap saya lomba Ibu tidak pernah lewat dari sajadah, bapak bahkan menjual tanah. Orang tua kita kerap kali membatalkan mimpinya, melupakan kesenangan, supaya kita hidup nyaman, tetapi hidup kita justru berlalu dengan keegoisan. Coba terus ingat pengorbanan orang tua, dan jadikan itu tujuan hidup yang tidak boleh kita kecewakan. Cara kita memperlakukan orang tua kita adalah cermin bagaimana Tuhan akan memperlakukan kita pula. Keikhlasan dan ketulusan dalam setiap usaha adalah kunci,” ujar Gamal.
Sebagai penutup, Ia memberikan closing statement, “Kalian tahu pygmalion effect? yaitu tentukan cita-cita lalu kerahkan seluruh sumber daya kamu dengan waktu sesingkat-singkatnya. Beliefs – expectations – results – beliefs. Salah satu kisah sahabat saya Andrian Firdausi, dia lulusan kedokteran tapi luar biasanya membuat sekolah Al Qur’an. Andrian meninggal karena kecelakaan. Banyak yang merasa kehilangan dan menanyakan sosok Andrian ini ke saya, Andrian yang sering adzan di mushola itu kah, yang suara tilawahnya indah itu kan? lalu bagaimana dengan kita adik-adik? paras, jabatan, popularitas semuanya akan hilang. Maka jadilah bermanfaat dan berdampak. Cause maybe you’re impressive, but you’re not impactful”.
Gamal melanjutkan wejangan. “Kita mungkin membenci detik-detik saat belajar keras. Tapi menderitalah, karena tidak ada keberhasilan tanpa kepayahan. Terus persisten dan konsisten, walaupun sulit, kerahkan semaksimal mungkin, nantinya kalian akan susah dikalahkan. Sempurnakan niat, Allah yang akan menyempurnakan pertolonganNya. Jangan biarkan masa muda ini berlalu tanpa karya yang mempesona. Enjoy your failure. Terus nikmati tantangan, karena di sanalah orang hebat dibesarkan,” tutupnya.[Hilya/Irene]