Dosen UB Bina UKM Jamur Tiram Meru Betiri

Desa Penyangga Taman Nasional Meru Betiri merupakan kawasan konservasi yang dilakukan  kegiatan pemberdayaan masyarakat salah satunya untuk budidaya jamur tiram didesa Kebonrejo, kab Banyuwangi.  Pada tahun 2020, KBJT “Maju Bersama”  produksi budidaya jamur tiram mendapatkan alih teknologi dari Program Doktor Mengabdi dari Universitas Brawijaya berupa laminer dan autoclave untuk pembibitan jamur serta bimbingan teknis pengembangan olahan jamur serta penguatan manajemen pemasaran dan kelembagaan.

Tingkat keberhasilan penggunaan laminair dan autoclave dalam pembuatan bibit mencapai 95%. Kualitas bibit jamur tiram yang dihasilkan (F0 dan F1) lebih steril dan peluang untuk tumbuh lebih besar (2 dari 40 botol yang gagal = 5%) dibandingkan sebelumnya yang masih membeli bibit jamur yang dibeli dari petani di daerah Jajag, Jember sehingga biaya produksi lebih mahal dan tingkat kegagalannya juga masih tinggi (20-30)%.

Kegiatan tersebut diperkuat tahun 2021 dengan Mesin Mixer dan Press Baglog untuk peningkatan kapabilitas proses pembuatan bibit jamur tiram melalui kegiatan Doktor Mengabdi yang merupakan kerjasama antara LPPM Universitas Brawijaya dengan Balai Taman Nasional Meru Betiri wilayah Banyuwangi dan Pemerintah Desa Kebonrejo, kabupaten Banyuwangi.

Ketua Pelaksana kegiatan Evi Kurniati,PhD dari FTP beserta tim nya dari Fakultas Pertanian (Dr. Fitria Dina Riana , SP.,MP), Teknologi Pertanian ( Dr. Siti Asmaul M, STP,MP  dan Jaya Mahar Maligan, STP,MP ), Teknik (Rahmi Yuniarti, ST,MT) serta staf pendamping dari BTNMB seksi Kalibaru di Kab Banyuwangi  (Sulistiranto, SSi,MSi dan Wahyu Candra Kirana) yang mulai melakukan kegiatan ini secara luring dan daring untuk penguatan alih teknologi dan bimtek pendampingan manajemen kelembagaan.

Dalam produksi  baglog untuk bibit jamur tiram, sebelumnya dilakukan dengan cara manual baik dalam pencampuran bahan serbuk gergaji, bekatul, kalsium.

Proses pengepresan dengan manual menggunakan paralon dan botol, biaya pembuatan baglog Rp 275.000/1.000 baglog dan menghasilkan tingkat kepadatan yang tidak merata sebagai produk gagal sebesar 5%.

Kapasitas kerja mesin ini mencapai 960 kg per jam yang lebih cepat dibandingkan secara manual 50 kg per jam sehingga efisiensi produksi meningkat menjadi 1900%. Keberadaan Mesin Mixer dan Press Baglog berdampak proses pembuatan baglog akan semakin cepat dengan kualitas yang lebih bagus dengan tingkat kepadatan rata (seragam) sehingga kapasitas produksi meningkat hampir 2-3 kali lipat dari kapasitas sebelumnya.

Kegiatan bimtek dan pendampingan tentang optimasi budidaya jamur tiram ini dilakukan oleh narasumber pelaku UKM jamur tiram Zahra dari Jember sekaligus implementasi untuk pengembangan inovasi dari budidaya dan olahan jamur tiram.

Semua KBJT “Maju Bersama” yang awalnya membeli bibit jamur tiram, akhirnya sekarang  bisa memproduksi sendiri bibit jamur tiram dengan kualitas yang berdaya saing.

Target luaran yang dihasilkan dalam kegiatan Program Doktor Mengabdi antara lain jasa untuk pembinaan dan pendampingan manajemen usaha serta teknologi untuk peningkatan produktivitas dan kapabilitas produk unggulan daerah berbasis jamur tiram serta Transfer Teknologi Tepat Guna berupa fasilitasi mesin dan peralatan produksi  budidaya jamur tiram (Mixer dan Press Baglog) di KBJT “Maju Bersama” yang berdaya saing untuk perluasan pangsa pasar. (dse/Humas UB)