Dosen UB Berdayakan Masyarakat Desa Candimulyo, Jombang, Melalui Program Doktor Mengabdi

Dosen UB Berdayakan Masyarakat Desa Candimulyo, Jombang, Melalui Program Doktor Mengabdi.

Masa pandemi COVID-19 yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir memberi dampak besar kepada masyarakat. Tidak hanya sektor sosial dan kesehatan, namun juga sektor ekonomi. Pembatasan kegiatan demi mengurangi mata rantai penyebaran virus membuat banyak perusahaan harus melakukan opsi terakhir, pengurangan jumlah tenaga kerja. Hal ini pula yang membuat angka pengangguran meningkat. Tidak hanya karena pembatasan, namun juga daya beli masyarakat yang menurun. Berangkat dari hal tersebut, dua dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB), yakni Dr. Wuryan Andayani, SE., Msi, CA, CSRS, CSRA. dan Prof. Dr. Sutrisno T, SE, Ak, MSi., berinisiatif memberdayakan masyarakat melalui program Doktor Mengabdi di Desa Candimulyo, Jombang.

Tujuan utama dari pemberdayaan masyarakat ini adalah mengurangi angka dampak COVID-19 pada perekonomian masyarakat Desa Candimulyo, mengedukasi masyarakat mengenai industri kreatif yang bernilai jual tinggi dan dapat dipasarkan secara online, serta mengedukasi masyarakat mengenai bisnis makanan yang dapat dijalankan dengan modal awal kecil.

Dr. Wuryan selaku ketua program ini mengajak pihak ketiga yaitu Bae Dimsum (sektor Food and Beverage khususnya dim sum) dan EcoPrint (sektor industri kreatif yang bergerak di bidang percetakan batik ramah lingkungan).

Acara yang diadakan pada 19-20 Juni 2021 ini dilaksanakan di Balai Desa Candimulyo, Jombang, dan dihadiri oleh 40 ibu rumah tangga desa tersebut. Dalam pelaksanaannya, program ini mematuhi protokol kesehatan ketat dengan hanya mengundang peserta dalam jumlah terbatas.

Pelatihan Pembuatan EcoPrint

Pada hari pertama, acara dibuka oleh Prof. Sutrisno yang kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan EcoPrint. EcoPrint dipilih sebagai materi pelatihan karena selain ramah lingkungan, EcoPrint memiliki nilai jual yang tinggi.

“Setiap EcoPrint memiliki hasil yang berbeda karena bahan yang digunakan dari alam tidak akan sama persis, di mana membuat eksklusivitas barang ini menjadi tinggi. Bahan EcoPrint juga mudah didapat, sehingga masyarakat tidak membutuhkan modal lebih untuk mencari bahan bakunya,” kata Prof. Sutrisno.

Sementara itu hari kedua diisi oleh Bae Dimsum, sebuah usaha di bidang Food and Beverage yang menjual dim sum. Dibuka oleh Dr. Wuryan, pelatihan ini dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh owner Bae Dimsum, Achmad Faizal Lazuardian.

“Tujuan pemilihan pembuatan dim sum sebagai tema pelatihan adalah mudahnya cara pembuatan namun memiliki nilai ekonomis. Pembuatan dim sum tidak memerlukan alat khusus sehingga siapapun dapat membuatnya di rumah. Selain itu, dim sum juga memiliki kandungan bahan yang sehat berupa protein dan sayuran, sehingga aman dikonsumsi dan menyehatkan,” jelas Dr. Wuryan.

Dengan adanya pelaksanaan pemberdayaan masyarakat ini, ekonomi masyarakat Candimulyo diharapkan menjadi lebih baik karena adanya pandemi COVID-19 dan memberikan pemasukan tambahan rumah tangga. [Wur/Humas UB]