Dosen Ilmu Pemerintahan Paparkan Fenomena Sosial Keagamaan Indonesia di Universitas Sains Islam Malaysia

Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP UB, Dr Muhammad Lukman Hakim S.IP., M.Si menjadi pembicara pada acara Guest Lecture and International Policy Talk 2024, (9/12/2024) yang diadakan di Universitas Sains Islam Malaysia.

Dalam kuliah tamu yang dihadiri oleh mahasiswa internasional USIM dari berbagai Angkatan ini, Lukman menyampaikan makalah berjudul “Social Policy: Religious Social Phenomenon in Indonesia.” Makalah ini memaparkan fenomena sosial keagamaan dan kebijakan yang relevan di Indonesia, termasuk hasil pengukuran Indeks Kesalehan Sosial (IKS) selama lima tahun terakhir.

Lukman menjelaskan bahwa nilai IKS Indonesia menunjukkan tren peningkatan secara umum, meskipun ada sedikit fluktuasi di beberapa tahun. Data menunjukkan pada tahun 2020 mencapai angka 82,53, kemudian pada tahun 2021 meningkat menjadi 83,92. Peningkatan terjadi lagi pada tahun 2022 dengan angka 84,55. Kemudian tahun 2023 menurun menjadi 82,59 dan meningkat lagi pada tahun 2024 menjadi 83,83.

Di tingkat Provinsi Jawa Timur, hasil pengukuran awal tahun 2020 hingga 2024 juga menunjukkan peningkatan yang signifikan.

“Bekerjasama dengan Bappelitbangda, kami telah mengukur Indeks Kesalehan Sosial di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur, seperti Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Blitar. Rata-rata nilainya luar biasa, selalu di atas angka 80,” ungkap Lukman.

Indeks Kesalehan Sosial yang diukur oleh tim Lukman terdiri dari lima dimensi utama, yaitu Solidaritas Sosial, Relasi Antar Manusia, Menjaga Kelestarian Alam, Menjaga Stabilitas dan Dharma Negara serta Menjaga Etika dan Budi Pekerti

Menurut Lukman, peningkatan nilai IKS ini mencerminkan perbaikan fenomena sosial keagamaan di Indonesia.

“Semoga kuliah tamu ini dapat menggambarkan kehidupan keagamaan yang harmonis di Indonesia ke dunia global, sehingga model kebijakan sosial di Indonesia dapat menjadi barometer bagi negara lain,” pungkasnya.

Acara ini menyoroti pentingnya pembelajaran lintas budaya dan kebijakan sosial sebagai dasar untuk menciptakan masyarakat yang lebih harmonis di tingkat global.

Untuk diketahui, penelitian tentang indeks kesalehan sosial di Jawa Timur ini juga telah dipublikasikan di jurnal scopus Q2 dengan judul A Paradox Between Religious Conviction and Recognizing the Freedom of Others on Measuring Religious (in) Tolerance Index in East Java. (*/Humas UB).