Dosen FTP Gunakan Permodelan Matematika Atasi COVID-19

Tim dosen Program Studi Teknologi Bioproses Fakultas Teknologi Pertanian (PS TBP FTP melakukan serangkaian kegiatan dalam upaya memutus mata rantai COVID-19.

Kegiatan pertama yaitu melakukan penelitian mandiri dengan menggunakan pemodelan matematika sederhana Susceptible Infectious Recovery (SIR) dengan data resmi pemerintah Indonesia yang diperbaharui setiap hari.

Penelitian dengan pemodelan matematika ini dapat memberi informasi tentang pentingnya pengaruh kepatuhan terhadap himbauan pemerintah terhadap jangka waktu berakhirnya pandemi.

Diharapkan diseminasi hasil simulasi berdasar pemodelan matematika pada lingkungan masyarakat akan mendukung program pemerintah untuk mempercepat memutus rantai penularan virus.

Pemodelan Susceptible Infectious Recovery (SIR) merupakan penelitian yang digawangi Dr. Ir. Bambang Dwi Argo, DEA bersama Dr. Ir. Anang Lastriyanto, M.Si., Dr. M. Bagus Hermanto, STP, M.Sc., Yusuf Wibisono, STP, M.Sc, PhD., Dina Wahyu Indriani, STP, M.Sc., dan Angky Wahyu Putranto, STP, MP., dari PS TBP FTP UB berdasarkan data Perkembangan Kasus kasus positif COVID-19 perhari; data Perkembangan Kasus Meninggal per hari karena COVID-19; serta data Perkembangan Kasus Sembuh per hari karena COVID-19.

Susceptible(S) dalam pemodelan SIR merupakan individu yang tidak terinfeksi tetapi dapat tertular oleh penyakit, sehingga golongan ini memiliki kemungkinan untuk terinfeksi dan berpindah ke kelas infectious (I).

Infectious (I) merupakan individu yang dapat menularkan penyakit pada individu susceptible.

Waktu yang diperlukan oleh penderita infeksi penyakit disebut periode penyakit. Setelah melalui periode penyakit, maka individu akan sembuh dan berpindah ke kelas recovery (R). Recovery (R) merupakan individu yang telah sembuh dari penyakit atau kebal dalam kehidupannya.

Dalam diseminasi pemodelan ini dilakukan sosialisasi upaya peningkatan kesadaran untuk mematuhi himbauan kesehatan dengan mengusung tema “The Rasulullah Principles on Pandemics” yang juga membahas peningkatan imunitas tubuh sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW; protokol Covid dan program pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebagai upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dalam menyikapi pandemi COVID-19.

Dalam sosialisasi tersebut dijelaskan bahwa terdapat delapan prinsip Rasulullah dalam menghadapi pandemi antaralain dengan karantina, isolasi dan menjaga jarak; tracing penularan; menjaga seoptimal mungkin dari penularan serta berobat jika sakit; syahidnya mereka yang meninggal karena wabah ; berdoa kepada Allah; menjaga higienitas dan sanitasi; serta menjaga kesehatan dan kebugaran.

Tidak hanya memberikan sosialisasi berupa materi kepada warga desa Landungsari, tim TBP juga menyalurkan sembako, face shield dan masker kepada warga setempat terutama yang tidak mampu. (dse/Humas UB)