UKM Lou Min Tou merupakan salah satu UKM yang memproduksi keripik pisang yang ada di Kota Malang. UKM yang berlokasi di Jl. Kematren III, Kecamatan Sukun, Kota Malang ini mengolah pisang raja menjadi keripik pisang aneka rasa, seperti manis, keju manis, jagung bakar, jagung manis dan balado.
Dalam pengembangan usahanya UKM mengalami beberapa kendala antara lain kemasan produk tidak terekat rapat, label kemasan kurang menarik, berat produk tidak standar, dan produk masih mengandung cukup banyak minyak. Selain itu, UKM juga belum menerapkan GMPs dan sanitasi produksi dengan baik, serta belum melakukan pencatatan produksi dan pembukuan keuangan usaha secara tertib dan benar. Keterbatasan peralatan produksi yang dimiliki UKM menyebabkan kapasitas produksi kecil dan kualitas produk tidak optimal, sedangkan keterbatasan pengetahuan dan wawasan pemilik UKM tentang pengelolaan usaha seperti pencatatan kegiatan produksi dan pembukuan keuangan usaha, pemahaman tentang GMPs dan sanitasi produksi, kemasan yang marketable, menjadikan UKM sulit berkembang dan berdaya saing. Melihat beberapa kendala yang dihadapi UKM Lou Min Tou tersebut, empat tim Dosen Teknologi Industri Pertanian melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui beberapa program pelatihan dan pendampingan.
Keempat tim dosen tersebut adalah Wendra G. Rohmah, STP, MP; Riska Septifani, STP, MP; Vitta Rizky Permatasari, STP, M.Si; dan Dhita Morita Ikasari, STP, MP.
Dalam kegiatan ini juga melibatkan peran aktif mahasiswa TIP FTP UB antara lain Rosita Andriyani (TIP 2017), Maulidia (TIP 2017), Firjatullah Mufida (TIP 2017) dan Opit Nur Arifin (TIP 2017) yang bertujuan untuk memberikan pengalaman nyata dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan antara lain Teknologi perbaikan kinerja pengemasan dengan alih teknologi re-design kemasan dan inovasi kemasan; Perbaikan standarisasi produk, keamanan pangan, CPPOB dan Sanitasi; Peningkatan kapasitas produksi dengan fasilitasi peralatan produksi serta pelatihan pencatatan kegiatan produksi dan pembukuan keuangan usaha; dan Peningkatan kualitas produk dengan alih teknologi peniris minyak.
Kegiatan pelatihan dan pendampingan tentang kemasan yang marketable, keamanan pangan, Good Manufacturing Practices (GMPs), sanitasi produksi, pencatatan produksi dan pembukuan keuangan usaha pada kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan pelaku UKM dalam memproduksi produk olahan pisang yang aman, terstandar dan berdaya saing.
“Tujuan re-design label kemasan dan perbaikan kemasan produk menggunakan kemasan plastik bening yang lebih tebal yang dilengkapi dengan ziplock ini agar produk lebih menarik dan awet,” tutur Dhita Morita Ikasari.
Riska Septifani menambahkan bahwa keamanan pangan merupakan isu strategis yang harus diperhatikan oleh pelaku UKM terutama UKM yang mengolah makanan, sehingga pengetahuan tentang GMPs dan sanitasi produksi itu wajib dipahami oleh para pelaku usaha.
Selain memberikan pelatihan dan pendampingan, keempat tim juga memberikan bantuan beberapa peralatan penunjang produksi antara lain kompor, wajan penggorengan, toples kedap udara untuk penyimpanan produk sebelum dikemas, spinner, timbangan digital, handsealer, dan peralatan GMPs (celemek, hairnet, masker, sarung tangan).
“Bantuan peralatan produksi seperti kompor, wajan penggorengan, toples kedap udara tempat penyimpanan produk sebelum dikemas, spinner, timbangan digital, handsealer diberikan kepada UKM dengan harapan kegiatan produksi UKM dapat berjalan lancar tanpa terganggu akibat keterbatasan peralatan produksi sehingga kapasitas produksi keripik pisang dapat meningkat, dan tentunya dengan mutu produk yang lebih baik,”jelas Wendra G Rohmah selaku salah satu ketua tim pengabdian kepada masyarakat. “Mesin peniris minyak (spinner) ini diberikan untuk mengurangi kadar minyak yang ikut dalam keripik pisang, sehingga keripik pisang yang dihasilkan renyah, enak, dan tidak mudah tengik sehingga umur simpannya lebih lama,”imbuh Vitta Rizky Permatasari. (dse/HUMAS UB)