Dosen FIB UB Menjadi Peserta Khusus dalam Pameran Galeri Nasional Indonesia

Romy Setiawan, M.Sn. dengan Karya Seninya

Salah satu dosen Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) Romy Setiawan, M.Sn. berkesempatan untuk bergabung dalam Pameran Keliling Galeri Nasional Indonesia di Pasuruan yang bertajuk Pameran Seni Gambar “Merandai Tanda-Tanda Zaman”. Pameran ini diselenggarakan di Gedung Serbaguna Yon Zipur 10, Pasuruan.

Romy merupakan peserta undangan khusus dari Galeri Nasional. Pada pameran ini menyajikan 69 karya seni gambar pilihan hasil olah artistik 28 perupa pasuruan yang lolos seleksi tim kurator, serta 18 perupa undangan khusus yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, diantaranya Banyumas, Pati, Yogyakarta, Surabaya, Gresik, Mojokerto, Malang, Batu, Lamongan, dan Tulungagung.

Karya yang dipamerkan Romy merupakan represantasi pengharapan manusia tentang kegembiraan dan kedamaian. Bagaimana untuk selalu mampu duduk tenang, tersenyum, selalu belajar, berjalan dengan tenang mencandra keseharian dengan lebih bening. Hal tersebut bisa dimulai dari bagaimana cara untuk berdamai dengan diri sendiri dan mencoba selalu berbagi dengan yang lain.Salah satu keunikan karya Romy adalah pemakaian pensil (mekanik) pada kanvas, umumnya menggambar menggunakan pensil digunakan sebagai bagian awal dari proses untuk membuat karya seni utamanya (lukis, patung, cetak grafis, dan sebagainya) akan tetapi karya-karya Romy dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun, konsisten menggunakan medium tersebut sebagai media penyampai gagasannya.

“Kelebihan lain dari medium pensil adalah bisa langsung terealisasikannya bayangan lambang yang akan saya buat, jika cat minyak lama kering dan cat air terlalu cepat kering. Hal tersebut tentunya juga sesuai dengan kebutuhan artistik, penyampai ekspresi dan gagasan saya,” kata Romy.

“Selain itu juga, saya menyukai pokok perupaan yang detail dan kompleks, karena terlalu banyak hal yang saya ingin visualkan dan sampaikan pada karya-kaya saya. Lama pembuatan karya yang saya pamerkan tersebut kuang lebih satu bulan dengan estimasi harian sekitar 6-8 jam pengerjaan”.

“Tentunya saya merasa bangga, artinya reputasi saya selama ini terpantau Galeri Nasional, mengingat membagi dua dunia yang kadang sering berasa ambigu antara menjadi seorang pengajar yang baik sekaligus obsesi menjadi seniman yang baik pula,” ungkap Romy.

“Saya harap, saya bisa semakin produktif dan berkualitas dalam keberkaryaan, membawa nama baik pribadi, keluarga, intitusi, bangsa dan negara,” pungkasnya. (DT/MSH/Humas FIB)