Dosen Fapet Raih Gelar Doktor Usai Menyeleksi Pejantan Madura Unggul Secara Fenotipe

Sapi Madura merupakan salah satu ras sapi asli Indonesia yang memiliki beberapa karakteristik unggul dan fungsi penting bagi peternak Madura. Ciri khas yang menonjol adalah baik jantan maupun betina berwarna merah bata. Paha bagian belakang berwarna putih, kaki depan berwarna merah muda.

Bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek, kuat, serta tanduk yang pendek berbentuk melengkung seperti bulan sabit atau tumbuh agak ke samping dan ke atas. Sebab sapi ini adalah hasil persilangan antara banteng piaraan dengan sapi zebu.

Sementara fungsi sapi Madura di dalam sistem usaha tani di Pulau Madura sebagai tenaga kerja dan  kontes kecantikan sapi betina yang disebut sonok serta sebagai bibit, karapan, dan penggemukan untuk sapi jantan.

Oleh karenanya dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Irida Novianti, S.Pt.,M.Agr.,Sc berpendapat bahwa diperlukan upaya peningkatan produktivitas sapi Madura. Sehingga dia melakukan penelitian yang mengeksplorasi gen, untuk mengetahui kinerja eksterior dan sifat reproduksi, yakni inhibin A (INHA), inhibin BA (INHBA) dan insulin-like growth factor 1 (IGF1).

Penelitian yang menggunakan sampel sperma (semen) dan DNA dari sapi pejantan Madura di wilayah Pamekasan dan Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, dilakukan dengan pengukuran tubuh, penilaian sifat produksi semen, identifikasi polimorfisme nukleotida tunggal (SNP), serta  studi asosiasi antara SNP yang diidentifikasi.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ada satu SNP untuk INHA yang berpengaruh nyata terhadap viabilitas sperma pada populasi pejantan Pamekasan. Serta terdapat hubungan yang signifikan antara SNP untuk INHA dan IGF1 SNP dengan lingkar dada, tinggi badan, dan tinggi pinggul. 

“Hasil penelitian ini dapat menjadi titik awal untuk menyeleksi pejantan yang mirip dengan banteng (adikara) secara fenotipe menggunakan genotipe.” ujarnya

Riset berjudul “Association and Potential Genetic Superiority Identification of Madura Bulls Based on Single Nucleotide Polymorphism Identification in Inhibin and IGF1 Genes” tersebut merupakan makalah disertasi yang telah diujikan secara daring, Jumat (16/07/2021). 

Usai menempuh ujian disertasi terbuka daring, Irida dinyatakan lulus dari program doktor Ilmu Ternak Pascasarjana Fapet UB. (dta/Humas UB)