Dosen Fapet Berikan Pelatihan Penyusunan Pakan pada Asosiasi Peternak Kelinci di Kota Batu

tim dosen fapet UB melakukan pelatihan penyusunan pakan untuk ternak kelinci

Usai pandemi COVID-19 berangsur membaik, kini permintaan ternak kelinci di kawasan Kota Batu mengalami kenaikan. Hal itu didukung karena Kota Batu adalah tujuan wisata sehingga penjualan kelinci hias dan permintaan kelinci pedaging meningkat. Disamping itu, Batu juga merupakan sentra pertanian hortikultura sehingga terdapat limbah sayuran melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk pakan kelinci.

Akan tetapi menurut dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) Dr. Heli Tistiana, S.Pt.,M.P., limbah sayur memiliki kandungan air cukup tinggi, sementara serat kasar dan proteinnya rendah. Sehingga dapat mengakibatkan gangguan pencernaan dan diare pada kelinci serta belum mencukupi kebutuhan nutrisi. 

Heli bersama tim dosen merancang solusi untuk mengatasi permasalahan pakan tersebut dengan melakukan penambahan bahan pakan yang mengandung serat dan protein tinggi, menggunakan teknologi formulasi suplementasi hijauan sumber serat dan sumber protein.

pelatihan penyusunan pakan ternak kelinci

Tim yang terdiri dari Heli (ketua), beranggotakan Prof. M. Halim Natsir, Prof. V.M. Ani Nurgiartiningsih, dan Yuli Frita Nuningtyas, M.Sc. ini mensosialisasikan inovasi tersebut kepada kelompok ternak kelinci Kota Batu bernama Asosiasi Peternak Kelinci (ASPEK). Sebab anggota ternak ASPEK rata-rata memberikan pakan berupa limbah sayuran dan sedikit tambahan pakan konsentrat berupa pollard dan dedak. Bahkan beberapa peternak telah memberikan pakan lengkap bentuk pelet yang kandungan nutrisinya sudah mencukupi kebutuhan kelinci. 

“Sayangnya harga pelet jauh lebih mahal dari limbah sayuran, sehingga peternak memperoleh keuntungan yang tipis bahkan rugi. Oleh karenanya pemanfaatan limbah sayuran ini memiliki keunggulan dari segi harga, namun diperlukan tambahan bahan hijauan disekitar yang berserat dan berprotein tinggi,” katanya

Bahan pakan yang tersedia dan mudah didapat sebagai sumber serat adalah rumput, jerami dan hay. Hanya saja jerami memiliki kekurangan pada kandungan lignin silika yang tinggi dan susah dicerna kelinci. Maka bahan pakan yang dapat dijadikan sumber protein kasar dan tersedia disekitar adalah dari tanaman leguminosa. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini dilakukan selama dua bulan, Mei hingga Juni 2023 yang dibungkus melalui pengabdian kepada masyarakat. (dta)