Dosen dan Mahasiswa FT UB bantu Peningkatan Mutu Produksi Kerajinan Tangan Kelompok Disabilitas Malang Raya

Pandemi Covid 19 yang melanda dunia tanpa dipungkiri berdampak pada semua lini kehidupan masyarakat tanpa terkecuali. Hal tersebut juga terjadi pada teman-teman difabel khususnya yang tergabung dalam Paguyupan Kelompok Disabilitas Malang Raya.

Lewat Program Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB). Minggu (17/10/2021) Sugiono, ST., MT., Ph.D., Dosen pengajar Teknik Industri FTUB dan beberapa mahasiswa teknik industri berinisiasi untuk memberikan bantuan dalam upaya peningkatan mutu produksi kerajinan tangan ukiran kayu Hans Collection di Desa Gunung Sari, Tajinan Malang, yang dikelola oleh M. Shonhaji bersama beberapa teman-teman difabel dari Paguyupan Disabilitas Malang Raya.

Sebagai awal, dengan menggunakan dana dari program Dokter Mengabdi UB bantuan diberikan berupa investasi untuk dibelikan beberapa alat ukir diantaranya adalah mesin potong, mesin penghalus, cat dan juga sebuah alat CNC.

“Untuk alat CNC ini, saat ini masih belum bisa dipergunakan karena yang pertama memang dibutuhkan pelatihan khusus serta kedua memang dibutuhkan investasi komputer untuk pengoperasiannya dimana tadi Alhamdulillah sudah ada bantuan dari pihak Kelurahan untuk pengadaan PC, sehingga hal itu merupakan gayung bersambut kerja sama antara UB dengan pemerintah setempat”, jelas Sugiono mengawali pembicaraan.

“Investasi ini bersifat kolaborasi. Meskipun enggak besar karena hal ini adalah pengabdian, harapan saya bantuan ini bisa meningktakan produktifitas teman-teman difabel sehingga bisa lebih berkembang baik secara skil dan juga ekonomi, mengingat dampak dari pandemi ini tentunya juga semakin memperberat kehidupan mereka,” jelasnya.

“Sehingga saya kira mungkin dari UB melalui program Doktor Mengabdi LPPM bisa menyambut, karena memang teman-teman ini memang butuh perhatian dalam artian bukan ditolong dikasih, tetapi difasilitasi terutama dalam hal pendampingan misalnya manajemen, marketing maupun juga pengelolaan paguyupan,” tambahnya.

Sugiono menuturkan bahwa kerja sama dengan teman-teman paguyupan Disabilitas Malang Raya sebenarnya sudah dimulai kurang lebih setahun lalu. Diawali dengan pembukaan bengkel sebagi pioner kerja sama yang juga sebagai awal dalam memetakan keterampilan dari teman-teman disabilitas Malang Raya serta untuk memetakan model kerja sama yang baik dan pas untuk diimplementasikan dalam pengelolaan Paguyupan Disabilitas Malang Raya.

Senanda dengan Sugiono, Dr. Ir. Anang Larstriyanto, M.Si (LPPM UB) yang datang meninjau juga berharap bahwa program-program yang dicanangkan LPPM UB ini bisa dan sudah dimanfaatkan atau diberdayakan semaksimal mungkin serta mampu menjangkau semua golongan.

“Tema ini sangat menarik, dimana sejauh ini saya melihat bahwa program-program yang kita canangkan ini sudah dimanfaatkan atau diberdayakan dengan cukup baik. Dan mungkin nanti kalo ada kendala-kendala dan lain-lain nanti mohon diinformasikan agar kedepan bisa lebih baik lagi,” pesannya.