Dosen Universitas Brawijaya (UB) mengembangkan sektor pertanian dan peternakan di Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan – Kabupaten Malang dengan menerapkan pola integratif dan prinsip zero waste. Yakni memanfaatkan limbah kotoran ternak domba menjadi pupuk kandang untuk penanaman jamur tiram. Lalu sisa media tanam (baglog) jamur tiram digunakan sebagai bahan pakan domba.
Mereka tergabung dalam tim Doktor Mengabdi (DM) yang terdiri dari Dr. Ir. Irfan H. Djunaidi, M.Sc.,IPM (Fakultas Peternakan), Artharini Irsyamawati,M.S (Fakultas Peternakan), Dr. Putu Hadi Setyorini, M.T. (Fakultas Teknik), Dr. Imam Hanafi (Fakultas Ilmu Administrasi), dan Fery Abdul Choliq, S.P., M.P., M.Sc (Fakultas Teknologi Pertanian).
Menurut Dr. Irfan sebagai ketua tim, kegiatan ini merupakan lanjutan program tahun lalu, dimana hanya fokus pengembangan ternak domba untuk kelompok ternak dan pondok pesantren Angkring Fatchul Ulum di Desa Ngawonggo. Awalnya mereka hanya memiliki 25 ekor indukan dan satu pejantan domba. Namun dalam jangka saja waktu satu tahun telah berkembang menghasilkan 15 ekor cempe (anak) domba.
“Lalu tahun ini kami (tim DM) mengembangkan sektor pertanian di Desa Ngawonggo dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak. Integrasi kedua sektor ini akan meminimalisir produksi limbah dan meningkatkan manfaat pemeliharaan domba.” ujar Irfan
Kegiatan itu diharapkan dapat membuka peluang pengembangan usaha UMKM budidaya jamur tiram, industri pengolahan jamur, produksi kompos organik bagi santri dan masyarakat sekitar pondok pesantren. Serta meningkatkan peran pondok pesantren pada masyarakat dalam rangka perbaikan sikap, akhlak, dan sosial ekonomi kepada masyarakat sekitar pondok. (dta/Humas UB)