Pola migrasi lumba-lumba seringkali tidak sesuai dengan tempat tujuan mereka untuk mencari makan, berkembang biak, dan mencari habitat baru yang kaya akan makanan. Lingkungan laut yang merupakan habitat alami bagi mamalia cetacean ini, menyimpan banyak misteri bagi kelangsungan hidupnya. Sering kali lumba-lumba berenang terlalu dekat dengan perairan dangkal mengakibatkan lumba-lumba terjebak dan tidak dapat kembali ke laut lepas.
Tercatat di Indonesia, selama kurun waktu 29 tahun (1987-2016) ada sebanyak 289 kejadian lumba-lumba yang terdampar. Ironisnya sebanyak 77,85% lumba-lumba tidak dapat kembali kelaut lepas dengan selamat. Pada tahun 1987-2013, beberapa spesies lumba-lumba yang sering terdampar diantaranya spesies Orcaella brevirostris, Stenella longirostris, Steno bredanensis, Tursiops aduncus, Grampus grisseus. Salah satu contoh spesies lumba-lumba yang dilindungi adalah lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) populasinya diseluruh dunia diperkirakan tersisa berkisar hanya 600,000 ekor.
Pada dasarnya lumba-lumba memiliki kemampuan sensor menggunakan gelombang ultrasonik untuk berkomunikasi dan untuk menentukan keadaan lingkungan sekitar dengan frekuensi yang mencapai lebih dari 20Khz. Namun, akhir-akhir ini terjadi peningkatan kebisingan di perairan akibat kegiatan manusia seperti: Kegiatan eksplorasi, pengeboran industri minyak, gas di laut lepas serta pelayaran komersial, yang memproduksi suara di kisaran pendengaran lumba-lumba, yaitu 10 Hz – 200 kHz.
Kisaran suara ini tumpang tindih dengan kisaran suara mamalia laut sehingga dapat membingungkan bahkan berakibat fatal bagi hewan-hewan tersebut.
Sistem kerja dari DOCTOR yaitu dengan memanfaatkan pergerakan gelombang laut yang dinamis, sehingga dapat memberikan tekanan pada bagian bawah dan menyebabkan pegas karet pada bagian tengah bergerak naik turun.
Gaya Mekanik yang ditimbulkan akibat pergerakan pegas karet dirubah oleh film PVDF selaku material piezoelektrik menjadi listrik. Energi listrik kemudian diproses kedalam papan sirkuit PCB FR4 untuk disalurkan kedalam ultrasonik transducer dan sebagian listrik masuk kedalam power inverter sebagai cadangan energi. Setelah itu ultrasonik transducer mengubah energi listrik yang diterima menjadi gelombang bunyi dengan frekuensi mencapai 20kHz.
Gelombang berfrekuensi 20kHz atau yang disebut gelombang ultrasonik bergetar melewati dinding yang selanjutnya bergetar keluar menuju perairan. Lumba-lumba yang bergerak menuju perairan dangkal ketika mencapai radius jangkauan DOCTOR akan menerima sinyal tanda bahaya sehingga akan bergerak menjauhi perairan dangkal.
Perairan dangkal ketika mencapai radius jangkauan DOCTOR akan menerima sinyal tanda bahaya sehingga akan bergerak menjauhi perairan dangkal.
Selain diterapkan ke lumba-lumba, DOCTOR juga bisa digunakan untuk ikan paus. [Reedo/Humas UB]