Divisi K3L Gelar Pelatihan Penanggulangan Kondisi Gawat Darurat

Divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan workshop dan pelatihan kegawat daruratan medis bagi para tenaga pendidik/kependidikan di lingkungan UB. Kegiatan tersebut berlangsung pada (13/5–14/5/2024).

Sekretaris UB Dr. Tri Wahyu Nugroho, S.P., M.Si., menyampaikan kegiatan ini merupakan upaya untuk mempersiapkan segala aspek dalam menanggulangi kegawatdaruratan yang sewaktu – waktu dapat terjadi. Sehingga ketika menghadapi kondisi emergency para sivitas telah siap.

“Kita harus sadar bahwa kesiapsiagaan merupakan hal penting dalam menghadapi segala kemungkinan terkait kemungkinan terjadinya bencana, keselamatan kerja, human error, dan lain sebagainya,” katanya.

Dia berharap agar di masing – masing Fakultas, unit kerja, dan unit usaha memiliki anggota yang bersertifikasi K3. Terlebih UB yang terus berupaya untuk internasionalisasi, harus memiliki tim yang sudah tersertifikasi.

“Ketika sivitas akademika UB telah memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi kondisi darurat, maka setidaknya dapat meminimalisir risiko yang diterima,” harapnya.

Kepala Divisi K3L UB Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, S.T., M.Kes., menjelaskan bahwa tujuan K3L adalah mengurangi kecelakaan kerja, minimalisir sakit akibat suatu pekerjaan, dan meningkatkan efisiensi serta produktivitas kerja.

“Segala aktivitas yang dilakukan mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, itu semua memiliki risiko sehingga harus melakukannya sesuai standart operasional prosedur (SOP),” jelasnya.

Dia menyampaikan telah melakukan segala upaya dalam memaksimalkan implementasi K3 yang ada di lingkungan UB. Terlebih dengan status UB yang telah menjadi PTN-BH menjadi suatu keharusan untuk memiliki tim K3.

“Bisa dilihat saat ini kami sudah menyiapkan K3 dengan baik seperti adanya alat pemadam api ringan (APAR) di masing – masing gedung, water sprinkler, rambu – rambu keselamatan, dan sebagainya. Kami juga terus berbenah untuk menyiapkan kebutuhan lainnya,” jelasnya.

Pemateri workshop dr. Aurik menyampaikan kegiatan ini penting untuk pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan saat kerja. Dia menyebut bahwa pihak medis pasti akan datang terlambat, maka dari itu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengintegrasikan antara pihak medis dan sivitas yang ada UB sebagai penolong pertama.

“Misal saja terdapat kasus henti jantung, maka orang yang didekatnya lah yang melakukan pertolongan pertama dengan melakukan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau pemberian nafas buatan. Karena jika telat satu menit saja, maka akan meningkatkan kemungkinan dampak buruk sebesar 10 persen,” jelasnya.

Selain mendapat materi, para peserta juga melakukan praktik untuk melakukan CPR, merawat patah tulang, mengevakuasi korban pingsan, hingga melakukan pemadaman api bersama Pemadam Kebakaran Kota Malang.

Dalam kegiatan tersebut, Divisi K3L UB juga bekerja sama dengan UPT Damkar Malang memberikan pelatihan tentang pemadam kebakaran.

“Pencegahan kebakaran di suatu tempat bukan hanya tanggung jawab pemadam kebakaran, sehingga para peserta siap jika terjadi keadaan darurat kebakaran di lingkungan UB.  Kegiatan ini merupakan bentuk ikhtiar untuk maintenance pencegahan terjadinya kebakaran. Dengan aktivitas dan lingkungan UB yang begitu padat ,kebakaran bisa saja terjadi dari mana saja, “ Kata Kepala Divisi Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, S.T., M.Kes. (FARHAN/OKY/Humas UB).