Disertasi Desi Kurniati Agustina, S.Pt.,M.Agr. : Respon Fisiologis Sapi Limura dengan Sapi Limousin pada Iklim Tropis Kering

Ujian disertasi terbuka atas nama Desi Kurniati Agustina, S.Pt.,M.Agr

Sapi Limura merupakan hasil persilangan sapi Limousin dengan sapi Madura melalui Inseminasi Buatan (IB). Kelebihan sapi Limura dibanding sapi Madura ialah ukuran statistik vitalnya seperti lingkar dada, panjang badan, tinggi badan, body condition score (BCS), serta produktivitas yang lebih unggul. Namun dari segi reproduksi sapi Madura lebih baik  daripada sapi Limura.

Sapi Madura dan sapi Limura memiliki perbedaan genetik dan fisiologis yang berpengaruh pada kemampuan dalam mengatasi stres panas dan kondisi iklim tropis kering. Sapi Madura mampu beradaptasi dan menghadapi iklim kering. Secara genetik toleran terhadap iklim panas berarti tahan terhadap serangan kutu, adaptasi yang baik terhadap kualitas pakan yang buruk dan kebutuhan pakan yang lebih rendah dibandingkan dengan sapi impor. 

Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Universitas Madura, Desi Kurniati Agustina, S.Pt.,M.Agr. dalam penelitian berjudul “Respon Fisiologis Sapi Madura dan Silangannya dengan Sapi Limousin pada Iklim Tropis Kering di Kabupaten Pamekasan.”  Riset disertasi itu dilakukan di Desa Pegagan, Desa Baddurih, dan Desa Bunder, Kecamatan Pademawu – Kabupaten Pamekasan. 

Desi menganalisis Heat Tolerance coefficient (HTC) dan Temperature humidity indeks (THI), mengkaji respon fisiologis, hematologi, metabolic, dan hormonal untuk sapi Madura dan Limura pada musim yang berbeda. Materi penelitian yang digunakan berjumlah 120 ekor sapi, terdiri dari 30 ekor sapi Madura dan 30 ekor sapi Limura di musim basah, serta 30 ekor sapi Madura dan 30 ekor sapi Limura pada musim kering.  

Berdasarkan analisis dia menyimpulkan bahwa musim kering berpotensi memberikan dampak cekaman panas baik pada sapi Madura maupun sapi Limura. Secara umum sapi Madura dan sapi Limura menunjukkan kemampuan aklimasi untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan. 

Akan tetapi sapi Madura pada musim kering dan musim basah memiliki kemampuan aklimasi terbaik jika dibandingkan sapi Limura. Kemampuan aklimasi sapi Madura untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan ditandai dengan perubahan respon fisiologis, hematologic,metabolic dalam darah serta hormonal.

Hasil penelitian ini telah dipresentasikan secara terbuka di hadapan para promotor, dosen penguji, dan tamu undangan, Rabu (12/7/2023) secara hybrid. Desi tercatat sebagai mahasiswa Program Doktor Ilmu Ternak di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB). (dta)