Delegasi UB Berpartisipasi Membuka Wawasan Budaya dalam KKN Kebangsaan XII di Unpatti Ambon

 

Foto bersama peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan Unpatti Ambon dan pendamping
Foto bersama peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan Unpatti Ambon dan pendamping

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan, sebuah inisiatif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), memberikan peluang kepada mahasiswa untuk berkontribusi dalam pengabdian kepada masyarakat. Program ini memungkinkan mahasiswa untuk mengonversi kegiatan pengabdian yang dilakukan selama KKN menjadi Satuan Kredit Semester (SKS), seperti yang dilakukan pada KKN reguler di universitas.

Tahun 2024, KKN Kebangsaan XII dilaksanakan di Ambon dengan Universitas Pattimura sebagai tuan rumah. Salah satu delegasi dari Universitas Brawijaya (UB), Alkautsar Satria, mahasiswa Fakultas Pertanian angkatan 2022, turut serta dalam program ini. Alkautsar bersama tiga mahasiswa lainnya, yakni Nayla Octaviani, Elsy Taruk Linggi, dan Salma Rasheeda, terpilih untuk mewakili UB dalam program yang berlangsung dari 25 Juli hingga 25 Agustus 2024.

Alkautsar menjelaskan bahwa perbedaan utama antara KKN Kebangsaan dengan KKN reguler terletak pada fokus wilayah pelaksanaan. “KKN di Universitas Brawijaya yang biasa disebut Mahasiswa Membangun Desa (MMD) terfokus di wilayah Malang dan Jawa Timur, dengan beberapa bidang program kerja tertentu yang harus dilaksanakan dan peserta tidak hanya dari 1 kampus melainkan dari seluruh kampus Indonesia yang terdiri dari kurang lebih 500 mahasiswa ,” ujar Alkautsar.

Dalam KKN Kebangsaan, mahasiswa dari sekitar 70 universitas di Indonesia berkolaborasi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 10-15 orang. “Program kerja yang dibawakan sudah disarankan oleh Kemendikbudristek dengan 12 cabang, kemudian diringkas oleh tuan rumah sesuai dengan kebutuhan daerah masing-masing,” jelas Alkautsar

Alkautsar juga menambahkan bahwa pengalaman mengikuti KKN Kebangsaan memberikan wawasan baru mengenai budaya Maluku. “Ini mirip dengan pertukaran pelajar, namun lebih berfokus pada membangun negeri atau desa,” ungkapnya. Program ini juga meningkatkan relasi antar mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dari Sabang- Merauke.

Setelah pembekalan hingga 28 Juli 2024, peserta KKN dibagi ke beberapa kelompok dan ditempatkan di daerah seperti Seram bagian Barat, Maluku Tengah, dan Buru. Kegiatan ini berakhir dengan penarikan pada 23 Agustus 2024 dan penutupan di Kota Ambon pada 24 Agustus 2024.

Selama program, Alkautsar dan timnya belajar banyak tentang budaya dan adat setempat, termasuk sebutan kepala desa sebagai “Bapak Raja” dan istilah “Negeri” untuk desa. Pengalaman ini juga memperkaya pemahaman mereka tentang pendidikan di Maluku.

Kendala yang dihadapi selama KKN Kebangsaan, seperti masalah sinyal komunikasi, tidak menyurutkan semangat Alkautsar. “Kami tinggal dengan mama dan papa piara yang sangat membantu dalam memastikan kebutuhan makan dan lainnya terpenuhi,” terang Alkautsar.

Di akhir sesi wawancara, Alkautsar menyampaikan harapannya agar kegiatan KKN Kebangsaan terus berlanjut dan membawa manfaat bagi masyarakat. “Pengalaman ini sungguh berharga, kami belajar banyak tentang budaya, bahasa, dan adat, serta dapat saling berbagi ilmu yang kami peroleh di universitas,” tutupnya.(dilla/WDD/ Humas UB)