Pakan utama untuk sapi yang tidak dapat tergantikan adalah serat kasar, karena bisa menyebabkan gangguan metabolisme dalam rumen (lambung). Sumber serat berasal dari hijauan, jerami, tumpi jagung, tongkol jagung, kulit kacang, dan lainnya.
Sementara untuk mencukupi kebutuhan zat-zat makanan agar meningkatkan produktivitas perlu penambahan pemberian konsentrat dan suplemen. Seperti dedak, pollard, garam dapur, urea, dan tetes tebu.
Pemberian pakan-pakan tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan secara bersamaan. Kombinasi dari hijauan, konsentrat, dan suplemen disebut pakan lengkap atau complete feed. Sehingga komposisi didalamnya mengandung protein, serat kasar, lemak kasar, vitamin, dan mineral.
Dosen pakar ruminansia Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Prof. Dr. Ir. Kusmartono menjelaskan beberapa keuntungan penggunaan complete feed. Yakni efisiensi waktu dan tenaga bagi peternak, sebab tidak perlu mencari rumput setiap hari. Di sisi lain juga menjamin kebutuhan gizi pada ternak.
Arahan tersebut ia sampaikan dalam kegiatan penyuluhan kepada kelompok ternak Kucur Mandiri, Desa Kucur Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Menurutnya, disana berpotensi untuk pengembangan peternakan sapi pedaging. Karena Desa Kucur merupakan salah satu wilayah sentra penggemukan ternak sapi potong dengan populasi ribuan ekor.
Pasalnya pertengahan tahun 2020 kisaran bulan September sampai November, mantan Wakil Rektor Bidang Akademik periode 2015-2019 ini bersama tim dosen yang terdiri dari Dr.Ir. Mashudi., M.Agr.Sc.,IPM.,ASEAN Eng, Poespitasari Hazanah Ndaru S.Pt.,MP, dan Asri Nurul Huda S.Pt.,MP.,M.Sc membina kelompok ternak Kucur Mandiri.
Mereka memperkenalkan tentang complete feed agar memudahkan peternak dalam memberikan pakan. Serta menambah jenis produk yang dibuat kelompok ternak Kucur Mandiri. Sebab kelompok yang diketuai oleh Mislikan itu telah berhasil memproduksi konsentrat dengan diberi label nama “Konsentrat Kucur”.
Penciptaan konsentrat juga didampingi tim Kusmartono pada tahun 2018 silam. Kala itu pembinaan yang diberikan berupa sosialisasi pengenalan dan pengolahan konsentrat. Pembuatan konsentrat menggunakan bahan baku lokal yang mudah didapat, harga murah, dan tersedia sepanjang tahun.
Konsentrat kucur dijual dengan harga Rp. 3.000,- per kg yang mengandung protein kasar sebesar 11,09%. Mulyadi selaku pengurus kelompok menuturkan bahwa rata-rata kenaikan bobot sapi miliknya adalah 0,79kg/ekor/hari setelah menggunakan produk konsentrat tersebut.
“Dilihat dari data itu kami memandang kualitas produk konsentrat kucur memang harus mengalami evaluasi dan perbaikan. Oleh karenanya kami berharap melalui complete feed dapat memberikan hasil yang optimal terhadap produktivitas ternak di sana.” pungkas Kusmartono (dta)