Annissa Claudia Makarim, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) berhasil meraih kesempatan mengikuti program Internship di Garuda Indonesia.
Melalui pengalaman magangnya ini, Claudia berkesempatan untuk mengaplikasikan teori yang dipelajarinya di kelas secara langsung dalam lingkungan profesional.
“Aku bisa menyesuaikan skill yang aku punya dengan kebutuhan mereka,” katanya.
Selama magang di Garuda Indonesia, Claudia banyak mengandalkan pemahamannya tentang komunikasi organisasi, copywriting serta komunikasi internal dan eksternal.
Di Garuda Indonesia, Claudia ditempatkan di unit JKTIX atau Human Capital Organization Transformation, khususnya di divisi Communication. Di divisi ini, dia bertanggung jawab atas berbagai materi komunikasi internal, seperti pembuatan poster untuk email pegawai, pengelolaan konten podcast yang melibatkan direksi serta perancangan template komunikasi organisasi.
Dari pengalaman ini, Claudia menyadari bahwa komunikasi internal memiliki peran yang sangat krusial dalam keberlangsungan sebuah perusahaan.
“Awalnya aku pikir komunikasi yang paling penting itu ke eksternal, tapi ternyata komunikasi internal justru jadi pondasi organisasi. Kalau komunikasi internalnya tidak jelas, bisa timbul kesalahpahaman di antara pegawai dan itu bisa berdampak ke operasional perusahaan,” ujarnya.
Dia mencontohkan bagaimana setiap kata yang digunakan dalam materi komunikasi internal harus dipilih dengan sangat hati-hati.
“Waktu bikin poster untuk kebijakan baru, aku sempat beberapa kali revisi karena pemilihan katanya harus clear dan nggak menimbulkan multitafsir. Kalau tidak, bisa muncul berita simpang siur di dalam kantor,” jelasnya.
Selain itu, Claudia juga mengamati bahwa komunikasi vertikal—antara atasan dan bawahan—memegang peranan penting. Salah satu program yang menurutnya sangat menarik adalah Connect with the CEO, yang mana pegawai bisa berdiskusi langsung dengan Direktur Utama.
“Program ini menurutku bagus sekali karena bikin komunikasi antara pimpinan dan pegawai lebih terbuka. Ini mirip sama teori komunikasi vertikal yang aku pelajari di kelas,” tambahnya.
Salah satu tugas utama Claudia selama internship adalah membuat berbagai materi komunikasi internal, termasuk copywriting dan desain visual.
Dia mengaku bahwa keterampilan copywriting yang ia pelajari di perkuliahan sangat membantunya dalam menyusun materi komunikasi yang tidak hanya informatif, tetapi juga mampu memengaruhi cara pandang pegawai.
“Aku belajar bahwa komunikasi dalam bentuk tulisan tidak hanya bagaimana menyampaikan informasi, tapi juga harus bisa menggerakkan orang. Ini sesuai sekali sama yang aku pelajari di kelas copywriting,” tuturnya.
Di luar aspek komunikasi, Claudia juga merasakan tantangan dalam budaya kerja di Garuda Indonesia.
Salah satu pengalaman yang paling berkesan baginya adalah sesi Meet4Great, yang setiap minggu pegawai diminta membaca satu bab buku The 7 Habits of Highly Effective People dan mendiskusikannya dalam forum terbuka.
Dia sempat merasa tertekan karena harus berpartisipasi aktif dalam diskusi dengan jajaran pegawai senior, tetapi pengalaman ini justru mengasah kemampuannya dalam berpikir kritis dan berbicara di depan umum.
Claudia juga mengungkapkan bahwa pengalaman internship ini mengubah cara pandangnya terhadap dunia kerja, terutama dalam memahami betapa kompleksnya komunikasi dalam sebuah organisasi. Jika sebelumnya hanya tertarik dengan komunikasi eksternal, kini dia juga melihat pentingnya membangun komunikasi internal yang solid di dalam perusahaan.
Internship di industri penerbangan semakin menguatkan minat Claudia untuk berkarier di bidang ini, meskipuntetap ingin mengeksplorasi industri lain sebelum menentukan pilihan.
“Ternyata, bekerja di Human Capital itu tidak se-membosankan yang aku bayangkan. Justru aku jadi lebih tertarik untuk membangun komunikasi internal yang lebih baik di sebuah organisasi,” katanya. (*/Humas UB).