Cegah Katarak, Mahasiswa FK UB Adakan Baksos Kesehatan Mata Lansia

Katarak atau kekeruhan pada lensa mata merupakan penyebab utama kebutaan di lndonesia. Dilansir dari laman pusat berita Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2017, terdapat 8 juta orang dengan gangguan penglihatan. Sebanyak 1,6 juta orang buta ditambah dengan 6,4 juta orang dengan gangguan penglihatan sedang dan berat.

Tingginya prevalensi katarak ini dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan mata secara rutin dan memudahkan akses kesehatan mata. Seperti yang dilakukan oleh tim Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya. Melalui program kerja OK, para mahasiswa ini melakukan pemeriksaan katarak di Posyandu Lansia RW 04 Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, pada Jumat (24/7/2022).

“Kegiatan ini merupakan kerjasama antara HMPD dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Malang Raya. Screening ini sendiri dilakukan di balai RW, diikuti oleh 30 orang lansia dari RW setempat”, ujar Akmal Fachriansyah selaku Ketua Pelaksana. Selama kegiatan, 16 mahasiswa ini juga didampingi oleh 7 orang dosen pendamping dari Program Dokter Spesialis Mata dan PERDAMI.

Screening ini, menurut Akmal, ditujukan sebagai upaya prevensi kejadian buta katarak di Indonesia. “Proses screening katarak melewati station yang terdiri dari station pendataan diri dan pemeriksaan TTV, visus, segmen anterior pre-midri, segmen anterior post-midri, funduskopi, dan KIE serta pengisian kuesioner evaluasi. Proses screening katarak dilakukan oleh tim dokter yang dibantu oleh mahasiswa preklinik kedokteran FK UB”, terangnya.

Dari hasil pemeriksaan, menurut Kyla Nikita selaku panitia, tindak lanjut akan diberikan sesuai dengan kebutuhan. “Pasien yang terdiagnosis dan membutuhkan operasi sudah diinformasikan dan dianjurkan untuk operasi, di RSSA atau di RSUB. Sedangkan untuk diagnosis kelainan mata yang lain, sudah diberikan komunikasi, informasi dan edukasi seta kontrol mata per poli klinis”, ujarnya.

Pada akhir kegiatan, hasil pemeriksaan diolah dan direkap oleh tim dokter untuk menentukan pasien-pasien dengan indikasi katarak. “Peserta yang terindikasi katarak ini kemudian dihubungi dan diarahkan untuk mengonsultasikan kondisi dan keputusan tindakan medis selanjutnya dengan dokter spesialis mata dari departemen mata FK UB”, terangnya. Pemantauan juga dilakukan dengan konfirmasi dan telepon untuk peserta baksos, berkaitan dengan hasil dan efek samping proses pelebaran manik mata pasien.

Kegiatan ini mendapat respon positif dari perangkat setempat. “Kegiatan yang dilakukan adik-adik mahasiswa ini sangat bermanfaat bagi kami karena mempermudah akses untuk melakukan screening mata secara gratis dan efisien waktu karena tidak perlu pergi ke rumah sakit,” ucap Rinto Wahyuno, Ketua RW. 04, Kelurahan Ciptomulyo.

Melalui pemeriksaan ini, Akmal berharap masyarakat yang menderita katarak dapat terdeteksi lebih dini sehingga bisa segera mendapatkan pertolongan medis sebelum terlambat.