
Sebanyak 15 mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) melakukan pemberdayaan sampah menggunakan Lalat Hitam bernama INTAF.
Bekerjasama dengan Kelompok Tani Mulyosejati1 dan TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) 3R Mulyoagung Dau Kabupaten Malang, 15 mahasiswa FPIK terdiri dari Muh. Lutfi Ardiansyah sebagai ketua, Anis, Soma, Alfisar, Tito, Alfi, Astrida, Yasmin, Bella, Wawan, Gigaranu, Dian, Andiya, Randy, dan Dafa.
Integrated Technical Farm Black Soldier Fly (INTAF) merupakan sistem budidaya lalat hitam untuk mengelola dan mengurangi limbah sampah organik.
Program INTAF secara garis besar terbagi menjadi 4 sub kegiatan, yakni pengolahan sampah, budidaya black soldier fly melalui pemanfaatan sampah organik, pengolahan hasil budidaya black soldier fly dan pembuatan pelet ikan lele.

Budidaya lalat hitam tidak hanya mengatasi permasalahan sampah organik, namun juga bisa memberdayakan ekonomi masyarakat dengan hasil penjualan produk olahan BSF seperti, maggot kering, maggot fresh, dan pelet ikan.
Protein yang terkandung pada Larva Lalat Hitam ini mencapai 40%-60% yang dapat membantu peternak untuk menjadikan Larva Lalat Hitam sebagai pakan alternatif.
Proses pendampingan BSF itu dimulai dengan pembuatan kandang dan pemberian sampah organik rumah tangga sebagai makanan dari larva BSF.
Larva BSF yang menjadi pupa digunakan untuk pembuatan pelet ikan, dan limbah organik yang terurai oleh BSF menjadi pupuk.
Harapan masyarakat pada program ini agar bisa tetap berlanjut serta menjadikan desa Mulyoagung dalam pengelolaan limbah sampah organik dengan media Lalat Hitam.
Program ini memperoleh pendanaan dari KEMDIKBUD. (AWU/Humas UB)