
Universitas Brawijaya (UB) kembali menyelenggarakan Brawijaya International Conference (BIC) 2024, yang berlangsung selama dua hari, 21-22 November 2024, di Grand Lotus Ballroom, Aston Hotel, Batam. Dengan tema besar “Artificial Intelligence at the Crossroads: Building a Sustainable Future,” BIC ini menjadi platform penting bagi para akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan untuk mendiskusikan peran kecerdasan buatan (AI) dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

BIC dibuka secara langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Brawijaya, Prof. Imam Santoso, yang dalam pidatonya menekankan pentingnya AI dalam menjawab tantangan global. “Transformasi yang dibawa oleh kecerdasan buatan harus disikapi dengan bijak. BIC 2024 ini diharapkan menjadi wadah untuk dialog kritis, ide-ide inovatif, dan strategi kolaboratif yang dapat mendorong AI menjadi kekuatan untuk kebaikan,” ungkap Prof. Imam.
BIC 2024 dihadiri oleh lebih dari 300 peserta, termasuk akademisi, peneliti, dan mahasiswa dari dalam dan luar negeri. Sebanyak puluhan makalah ilmiah dipresentasikan selama acara, mencakup berbagai disiplin ilmu mulai dari hukum, politik, sains, hingga teknik.

Acara ini juga menghadirkan pembicara utama Prof. Ir. Wayan Firdaus Mahmudy, S.Si., MT., Ph.D., Direktur AI Centre Universitas Brawijaya. Selain itu, terdapat pembicara undangan dari tujuh negara, termasuk Dr. Mohd Saberi Mohamad dari Australia, Assoc. Prof. Adam Tyson dari Inggris, dan Assoc. Prof. Norhashila Hashim dari Malaysia. Kehadiran mereka mencerminkan relevansi global dari tema yang diangkat.

Pada hari pertama, agenda dimulai dengan sesi pembukaan dan sambutan dari Dr. Patricia Audrey Ruslijanto, SH., MKn., selaku Ketua Panitia BIC 2024. Ia menyampaikan apresiasi atas partisipasi semua pihak dan menggarisbawahi bahwa tema tahun ini menyerukan eksplorasi AI untuk solusi berkelanjutan di berbagai sektor.
“AI memiliki kekuatan untuk menjawab tantangan global, namun juga membawa implikasi etis, lingkungan, dan sosial yang perlu diimbangi dengan bijaksana. BIC ini bertujuan untuk menggali potensi AI sekaligus menyoroti batasan dan tantangannya,” ujar Dr. Patricia.
Sesi keynote speech menjadi sorotan utama dengan pembicara seperti Prof. Wayan Firdaus Mahmudy yang membahas kontribusi AI terhadap keberlanjutan di berbagai sektor. Diskusi panel yang mengangkat tema AI dalam hukum dan aplikasi di sektor pertanian juga mendapatkan antusiasme tinggi dari para peserta.
BIC 2024 tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga membangun kolaborasi global untuk menjawab tantangan di era digital. Peserta diharapkan dapat memperkuat sinergi antara akademisi, industri, dan masyarakat guna mengarahkan AI sebagai solusi yang mendukung adaptasi teknologi yang berkelanjutan. Dengan rangkaian agenda menarik dan partisipasi lintas disiplin, BIC 2024 menjadi langkah penting bagi Universitas Brawijaya dalam memperkuat posisinya sebagai pusat pendidikan dan penelitian yang berkontribusi pada isu-isu global. (TIM/Humas UB)