Lima Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menggagas alat peraga tiga dimensi untuk alat bantu proses pembelajaran anatomi dan morfologi ikan yang dinamakan BONIKAN. Mereka adalah Andika Harahap (Fakultas Peternakan 2016), Bagas Prasetya dan Diki Sodikin (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 2017), Surani Ulfa (Fakultas MIPA-Fisika 2017) dan Fida Fauzia (Vokasi-Desain Grafis 2017). Di bawah bimbingan dosen Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc, mereka berhasil mendapatkan pendanaan dalam ajang Program Kreativitas Masyarakat (PKM) tahun 2020 bidang Kewirausahaan, yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Pendidikan Kebudayaan.
Andika Harahap menyampaikan, penciptaan BONIKAN atau Boneka Torso Ikan ini didasari oleh visi Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), yaitu ‘Mencetak SDM Unggul Bagi Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat’. Hal ini selaras dengan pernyataan sikap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016), bahwa SMK Perikanan dan Kelautan merupakan salah satu dari empat bidang SMK yang menjadi perhatian lebih.
Menurut Andika, peningkatan ruang edukasi mengenai dunia perikanan belum cukup untuk mendukung visi yang dicanangkan pemerintah melalui BPSDM KP, karena peningkatan kualitas pembelajaran anatomi dan morfologi ikan masih terkesan monoton.
“Upaya peningkatan kualitas pembelajaran anatomi dan morfologi biasanya menggunakan alat peraga ikan atau torso ikan yang masih berbahan kayu, gypsum, atau tanah lihat, sehingga menghasilkan produk torso yang kaku, monoton dan kurang menarik. Padahal terdapat beberapa jenis ikan yang memiliki bentuk anatomi dan morfologi yang berbeda-beda. Oleh karena itu dibutuhkan torso ikan yang trendi, menarik, edukatif dan menyediakan beberapa model jenis ikan untuk meningkatkan efektivitas dan kemudahan dalam pembelajaran anatomi dan morfologi ikan,” papar Andika.
BONIKAN berbahan silicon, sehingga menghasilkan torso ikan yang hampir sama dengan aslinya. Ia bersifat lebih atraktif karena dapat dibongkar pasang (overhaulable) pada beberapa bagian organ dalamnya, dan menampakkan bagian organ dalam yang lebih lengkap dan fleksibel. Selain itu torso ini dapat menerangkan secara spesifik struktur anatomi dan morfologi dari tiga model ikan yang merepresentasikan dua kelas besar pisces yaitu kelas Condrichtyes dan kelas Osteichtyes.
“Struktur BONIKAN juga lebih lunak dan fleksibel karena terbuat dari bahan baku perpaduan silicon (bersifat foodgrade), resin, dan katalis, sehingga belajar terasa lebih efektif, aman, atraktif dan menyenangkan,” lanjut Andika.
Edukasi mengenai anatomi ikan yang dapat dipelajari dari produk BONIKAN di antaranya, sistem pernapasan, pencernaan, reproduksi dan urogenitalia. Sedangkan morfologi ikan yang dapat dipelajari dari produk ini di antaranya bentuk sirip, sisik, dan mulut ikan. Selain itu pada tiap produk terdapat barcode yang dapat memberikan access informasi bagi pengguna untuk mengetahui taksonomi dan ciri khusus dari ikan yang dijadikan model. Ketiga model ikan yang menjadi torso unggulan produk BONIKAN adalah Ikan Hiu, Ikan Lele dan Ikan Mas.
Variasi model BONIKAN menawarkan tiga jenis torso yang berbeda dan warna torso yang hampir serupa dengan aslinya, serta harga yang lebih ekonomis dibandingkan dengan torso yang telah beredar dipasaran.
“Harapannya, dengan adanya Inovasi BONIKAN, Torso Boneka Ikan edukatif ini mampu meningkatkan pemahaman dan cara belajar baru yang lebih efektif, aman, atraktif, dan menyenangkan pada anatomi dan morfologi ikan dari dua kelas besar pisces sehingga terciptanya masyarakat yang cerdas,” pungkasnya. [Humas UB]