Biodiesel untuk Pengganti Solar pada Kendaraan Bermotor

Sosialisasi Pemanfaatan B20Energi menjadi kebutuhan dasar dan memainkan peran penting dalam perkembangan perekonomian nasional dan global. Namun saat ini Indonesia memiliki ketergantungan tinggi terhadap energi yang berasal dari impor untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya. Hal ini disampaikan Ketua Eksekutif Asosiasi Produsen Biofuel (APROBI) Paulus Tjakrawan dalam Sosialisasi Pemanfaatan Biodiesel 20% (B20), Senin (1/2/2016). Kegiatan ini dipusatkan di MIPA Center Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya (FMIPA UB).

“Kebutuhan BBM kita 1,5 juta barel per hari, sementara total persediaan 800 ribu barel per hari. Untuk menutupi kebutuhan itu, Indonesia harus mengimpor kebutuhan minyak dari luar negeri,” papar Paulus.

Menurutnya, jika tidak mengimpor minyak dari luar negeri, Indonesia bisa menghemat dan memanfaatkannya untuk kebutuhan yang lain, serta dapat membantu dan mensubsidi petani. Untuk itu perlu disosialisasikan penggunaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebesar 20 persen (B20) pada biodiesel pada masyarakat.

Sosialisasi ini dilakukan dengan roadshow sekaligus uji jalan pemanfaatan biodiesel ke 13 kota di Indonesia, yakni Jakarta, Tegal, Semarang, Surabaya, Jember, Malang, Solo, Jogja, Dieng, Bandung, Serang, Merak, dan Bali. Roadshow ini dilakukan oleh tim Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM Huda Wijayanto dalam acara ini memaparkan, emisi gas buang CO, NOx dan HC dari B20 lebih rendah dibandingkan dengan solar, sehingga lebih ramah lingkungan.

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang menggunakan B20, sehingga akan mensejahterakan petani kelapa sawit. Dalam kegiatan ini hadir pula perwakilan dari Lemigas Cahyo Setyo Wibowo dan Imam Rekso dari Institut Teknologi Bandung. [Irene/Humas UB]