BEM FIB Ajak Masyarakat Mengenang Dua Tahun Tragedi Kanjuruhan Lewat Pameran

Pengunjung Melihat Karya pada Pameran Kanjuruhan
Pengunjung Melihat Karya pada Pameran Kanjuruhan

Memperingati dua tahun tragedi Kanjuruhan, Kementerian Kajian dan Aksi Strategis (Kastrat) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) menggelar pameran bertema “Tragedi yang Terlupakan, Belum Terurai Namun Dianggap Usai”. Acara yang berlangsung di Galeri SAC Gedung A FIB UB ini diadakan mulai (26/9-1/10/2024) , dengan berbagai kegiatan yang mencakup pameran karya, diskusi umum, serta kontemplasi dan doa bersama.

Pameran ini menampilkan karya-karya seni yang dihasilkan melalui sistem open submission, yangmana siapa saja yang memiliki karya bertema Tragedi Kanjuruhan bisa berpartisipasi. Karya-karya yang dikirimkan selanjutnya dikurasi oleh mahasiswa PS Seni Rupa Murni dan Kementerian Kastrat BEM FIB UB, termasuk lukisan, puisi, dan fotografi.

Menurut Febrizio, Ketua Pelaksana Pameran Tragedi Kanjuruhan, kegiatan ini bertujuan untuk merawat ingatan kolektif terhadap tragedi Kanjuruhan, sebuah tragedi yang menurutnya belum kunjung tuntas, baik dari segi hukum maupun ekonomi-politik.

Dia juga menambahkan bahwa inisiatif untuk mengadakan pameran ini muncul karena melihat kasus yang belum terselesaikan hingga hampir dua tahun setelah kejadian.

“Pameran ini sebenarnya sudah ada dari tahun lalu, tetapi belum terikat program BEM. Melihat kasus yang belum juga tuntas hingga hampir dua tahun lamanya, akhirnya Kementerian Kastrat BEM FIB UB berinisiatif mengadakan pameran ini,” katanya.

Selain pameran karya, acara ini juga menghadirkan diskusi umum yang berlangsung dengan narasumber yang terdiri dari antropolog, akademisi, serta keluarga korban pada Senin (30/9/2024). Diskusi ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang dampak tragedi dari sudut pandang sosial, politik, dan kemanusiaan, serta mengajak audiens untuk tidak melupakan tragedi tersebut.

Sesi kontemplasi dan doa bersama juga diselenggarakan di Teras Budaya Gedung A FIB UB, dengan rangkaian penampilan puisi, drama teatrikal, dan musik yang mengingatkan kembali pada peristiwa tragis tersebut pada Selasa (1/10/2024).

Diskusi Umum
Diskusi Umum

Febrizio juga menambahkan bahwa pameran ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak eksternal, seperti Kamisan Malang, Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Malang, serta Yayasan Keadilan Tragedi Kanjuruhan (YKTK), yang terlibat aktif dalam memberikan izin dan dukungan moral untuk kelangsungan acara ini.

“Pihak-pihak tersebut sangat mendukung adanya inisiatif ini,” ujarnya.

Melalui pameran ini, Febrizio berharap dapat menumbuhkan empati dan kesadaran masyarakat bahwa kasus Tragedi Kanjuruhan belum sepenuhnya selesai.

“Yang pertama tentunya empati. Itulah mengapa kita juga banyak menampilkan karya fotografi yang memotret keadaan ketika tragedi sedang terjadi,” tutur Febrizio.

Dia juga menekankan bahwa pameran ini bertujuan untuk memberikan keyakinan kepada publik bahwa masih ada ketidakadilan yang harus diperjuangkan.

Selain itu, infografis yang menampilkan fakta-fakta terkait kasus Kanjuruhan turut disertakan untuk meningkatkan pemahaman pengunjung terhadap situasi yang masih terjadi hingga saat ini.

Dengan rangkaian acara yang berlangsung selama hampir sepekan ini, Kementerian Kastrat BEM FIB UB berharap bahwa semangat solidaritas dan perjuangan untuk keadilan bagi para korban Tragedi Kanjuruhan tetap terjaga di benak publik. [acl/dts/Humas FIB/Humas UB]