Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) mendatangkan seorang praktisi desa wisata, Galuh Alif Fahmi Rizki, S.Pd., M.Pd untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada mahasiswa pada mata kuliah Kesenjangan dan Eksklusi Sosial.
Kuliah yang mendatangkan praktisi tersebut bertajuk Mengikis Kesenjangan Sosial melalui Pengelolaan SumberDaya Alam yang Partisipatif, Inklusif, dan Berkelanjutan. Kuliah tamu tersebut merupakan pembelajaran kolaboratf antara dosen dan praktisi.
Ayu Kartika S.AP., M.Si, dosen pengampu mata kuliah Kesenjangan dan Ekslusi Sosial memaparkan kajian teoritis dan konseptual yang kemudian dilanjutkan oleh materi bersifat praktis oleh narasumber.
Galuh Alif Fahmi Rizki, S.Pd., M.Pd dikenal tidak hanya bergelut sebagai pemberdaya dan pegiat desa wisata. Pria yang kerap disapa Galuh ini kerap memenangkan berbagai kompetisi di bidang pariwisata sekaligus memiliki banyak sertifikasi kompetensi kepariwisataan.
Galuh Alif menyampaikan bahwa pengelolaan Sumber Daya Alam memiliki peran krusial dalam upaya mengurangi kesenjangan yang terjadi di masyarakat. Data statistik menunjukkan bahwa pada era post-pandemi angka kemiskinan berhasil diturunkan, namun hal tersebut tidak serta merta menurunkan angka kesenjangan pada gin ratio.
Mengacu pada temuan tersebut menjadi penting untuk dapat mewujudkan pengelolaan Sumber Daya Alam yang partisipatif, inklusif, dan berkelanjutan. Ia berharap melalui pengelolaan Sumber Daya dengan prinsip-prinsip tersebut, masyarakat dapat memiliki peran aktif dan mendapatkan kebermanfaatan yang optimal dari pengelolaan Sumber Daya Alam.
Galuh memaparkan studi kasus di Desa Tinalah Yogyakarta. Desa Tinalah menjadi contoh konkrit pengelolaan Sumber Daya Alam yang melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam berbagai aspek.
“Selain berpegang pada prinsip partisipatif dan inklusif, Desa Tinalah juga memperhatikan aspek-aspek ramah lingkungan dalam penyelenggaraan kegiatan pariwisata. Sehingga kegiatan pariwisata yang dilaksanakan minim limbah dan terhindar dari resiko degradasi lingkungan,” ucapnya.
Melalui kuliah tamu bersama praktisi ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tentang implementasi kajian teoritis dan konseptual sekaligus memberikan inspirasi karir kepada mahasiswa. (Humas FISIP/Humas UB)