Bambang Kurnadi Pertahankan Disertasi Pelestarian Sapi Sonok di Pascasarjana Fapet UB

Bambang Kurnadi, staf pengajar di Universitas Madura, berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Analisis Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Sebagai Pendukung Pelestarian dan Pengembangan Sapi Sonok di Pamekasan, Madura” dalam sidang terbuka yang berlangsung pada Jumat, 20 Desember 2024. Ujian disertasi tersebut digelar di Auditorium Pascasarjana Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang.

Sidang dipimpin oleh Prof. Dr. Osfar Sjofjan, Ketua Program Studi Ilmu Ternak, dengan Prof. Dr. Sc. Agr. Suyadi sebagai promotor utama. Tim promotor lainnya terdiri dari Prof. Dr. V.M. Ani Nurgiartiningsih sebagai co-promotor dan Prof. Dr. Kuswati sebagai co-promotor. Tim penguji melibatkan akademisi terkemuka, yaitu Prof. Dr. Gatot Ciptadi, Prof. Dr. Sri Wahjuningsih, Dr. Mashudi, dan Prof. Dr. Sri Hidanah dari Universitas Airlangga.

Disertasi ini berfokus pada pelestarian dan pengembangan sapi Sonok, salah satu ikon budaya Madura dengan nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Penelitian dilakukan di empat kecamatan di Kabupaten Pamekasan, yakni Pakong, Pasean, Batumarmar, dan Waru (Papabaru), dengan melibatkan 120 ekor sapi Sonok. Metode penelitian menggunakan analisis komponen utama (PCA) dan SWOT untuk mengevaluasi sifat kuantitatif dan kualitatif sapi Sonok serta menyusun strategi pengembangannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sapi Sonok memiliki ciri khas pada warna kulit, bentuk moncong, dan struktur tubuh. Strategi pengembangan sapi Sonok yang direkomendasikan mencakup promosi melalui kontes, pengembangan pasar, peningkatan populasi, dan skala kepemilikan di tingkat peternak. Hasil analisis SWOT menempatkan pengembangan sapi Sonok pada kategori agresif (sel I), yang menekankan pentingnya langkah strategis untuk mempertahankan keberlanjutan sapi Sonok sebagai warisan budaya dan sumber daya ekonomi.

Prof. Dr. Sc. Agr. Suyadi selaku promotor utama memberikan apresiasi atas kerja keras Bambang Kurnadi dalam menyelesaikan penelitian ini, yang dianggap mampu memberikan solusi nyata terhadap pelestarian budaya lokal. Dukungan juga disampaikan oleh Rektor Universitas Madura yang turut hadir. Dia berharap temuan ini dapat menjadi acuan dalam pengembangan sapi Sonok di Madura.

Keberhasilan ujian ini menjadi pencapaian akademik yang membanggakan, tidak hanya bagi Bambang Kurnadi, tetapi juga bagi kolaborasi antara Universitas Madura dan Universitas Brawijaya. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata dalam pelestarian sapi Sonok sebagai aset budaya dan ekonomi Indonesia. (*/Humas UB)