Dewasa ini perkembangan zaman dan kemajuan teknologi transportasi sudah mulai merambah pada sistem energi terbarukan, kendaraan elektrik berperan sebagai alternatif pengelolaan revitalisasi energi di masa mendatang. Cepat atau lambat kendaraan elektrik akan menjadi sebuah trend yang akan merambah luas di masyarakat, dimana pemerintah Indonesia juga sudah mencanangkan beberapa program terkait energi baru terbarukan. Di sisi lain ada kendaraan hybrid dan plug in hybrid, dimana salah satu kelebihannya adalah dipandang lebih ramah lingkungan dibanding mobil konvensional, sehingga pemakaian mobil listrik dapat memberikan manfaat baru dengan menekan polusi udara dari kendaraan.
Dengan latar belakang tersebut, Direktorat Inovaso dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) Universitas Brawijaya (UB) mengundang narasumber Putra A. Mudzakir selaku Country Manager dari PT. Eaton Industries Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tata kelola energi listrik yang berbasis di Irlandia. Dalam seminar Innovation Roadshow, Jumat (1/12) tersebut, ia mengungkapkan bahwa tujuan PT. Eaton Industries Indonesia kini terpusat pada transisi energi, elektrifikasi dan digitalisasi. Ketiganya akan saling terhubung dalam proses transisi dari energi fosil menuju energi terbarukan. Penggunaan smartphone, dan internet of things sudah menjadi standar dalam operasional industri, sehingga digitalisasi menjadi hal utama sebagai upaya adaptasi.
Ia menambahkan apabila peningkatan kualitas hidup harus diimbangi dengan wawasan lingkungan agar ekosistem dan pemanfaatan energi alam juga tetap terjaga. “Kami sudah menggunakan solar panel dalam pemanfaatan energi melalui penyimpanan Energy Storage System (ESS). Sebagai produsen EV Charger, saat ini Eaton telah bekerjasama dengan sejumlah perusahaan otomotif terkemuka di dunia seperti Tesla dan Hyundai. Dimana kedua perusahaan tersebut juga bergerak sebagai produsen kendaraan elektrik,” ungkapnya.
ESS dapat dikendalikan lewat aplikasi smartphone, termasuk data, konsumsi listrik dan beberapa hal yang dapat digunakan untik forecasting bisnis misalnya. Eaton juga berusaha melakukan efisiensi energi salah satunya dengan factory modelling, dimana data ini dianggap penting sebagai referensi bisnis untuk prediksi kebutuhan energi agar dapat menentukan pricing segala produk ke depannya.
Eaton dengan 9 Innovation Center bisa menjadi peluang kerjasama dengan sivitas akademika. Dari kolaborasi tersebut, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan aplikasi terkait data, sehingga nanti yang diberikan dapat mengarah kepada langkah-langkah yang solutif, mulai dari AI hingga pengembangan smart green ecosystem sesuai kacamata dunia industri 4.0. [humas]