Agroekologi Untuk Mewujudkan Sistem Pangan Bergizi dan Berdaulat

Dokumentasi dari Serikat Petani Indonesia

Universitas Brawijaya (UB) menyelenggarakan Internasional Webinar bertema Towards Agro-Ecological Foodscape Transformation Science, Practice, Sovereignty and Social Justice, Minggu (16/11/2020). Webinar ini diselenggarakan untuk memotivasi civitas akademika, praktisi, pemerintah dan juga masyarakat umum dalam bekerja sama mendorong pengembangan Agroekologi di Indonesia untuk mewujudkan sistem pangan yang bergizi dan berdaulat.

Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Sujarwo menjelaskan pemahaman Agroekologi dalam perspektif internasional dikaitkan dengan ekologi dan keuntungan ekonomi.

“Memahami lebih dalam tentang ekologi dan kaitannya pada sisi ekonomi dapat membuat masing-masing individu dan stakeholeder mengerti tindakan apa yang dapat dilakukan,”kata Sujarwo.

Sistem pertanian modern memang meningkatkan hasil panen beberapa komoditas pertanian, namun seringkali mengorbankan sisi lingkungan dan kedaulatan masyarakat akan pangan lokal.

“Selain itu pertanian kita juga masih rentan terhadap perubahan iklim, perdagangan global dan sangat menentukan pemenuhan gizi bagi masyarakat Indonesia,”katanya.

Praktek monokultur yang hanya mengedepankan produksi karbohidrat dan meniadakan produksi protein, vitamin dan sumber gizi penting lainnya pada hamparan lahan yang sama yang dimulai dari petani skala kecil.

Perwakilan dari FP Dr.Uma Khumairoh berbagi pengalaman bekerjasama dengan universitas Wageningen mendesain sistem pertanian di Indonesia menjadi pertanian kompleks berprinsip pada agroekologi.

Pada sesi tersebut Dr. Uma menyampaikan materi mengenai Agroekologi dalam perspektif Indonesia, memberikan pemahaman mengenai bagaimana cara untuk mendesain agroekosistem yang dapat meningkatkan sistem pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim dan perubahan permintaan pasar, serta memecahkan permasalah nutrisi dan pemenuhan gizi dengan menerapkan Complex Rice System (CRS).

Dr. Georges Felix mengelaborasi pertanian terintegrasi untuk menciptakan sistem pertanian berlanjut dan menyediakan ketersediaan pangan melalui desain lanskap, antropologi, serta mengkombinasikan keberagaman, efisiensi, sinergi dan interaksi.

Sedangkan, Prof. Paolo Barberi menyampaikan program-program agroekologi yang dilaksanakan di Eropa, antara lain EU Green Deal, EU Biodiversiy Strategy for 2020, Farm to Fork Strategy, Ridge Food Communities.

Dikatakannya, peran pemerintah di Negara Eropa cukup besar dalam mendukung Agroekologi agar tercipta makanan , lingkungan dan agroekologi yang sehat.

Prof. Miguel Altieri menjelaskan restorasi agroekologi dan lanskap ekologi di Amerika Latin untuk menjaga ketahanan pangan.

Dia menambahkan bahwa kombinasi dari agroekologi dan lanskap ekologi dapat menciptakan ketahanan pangan dan produksi pertanian.

Webinar internasional ini merupakan serangkaian kegiatan internasional dan kerjasama yang telah dibangun oleh Universitas Brawijaya, Fakultas Pertanian dan berbagai dosen serta universitas ternama mulai dari Malaysia, Puerto Rico, USA, Australia, Columbia, Italia, German, Swedia, Belanda dan UK yang dimulai sejak awal perkuliahan semester ganjil 2020. Fakultas pertanian juga aktif bekerjasama dengan partner asing dalam payung “the lighthouse farm networking”.

Harapannya kerjasama ini terus berlanjut dan menjadi langkah tepat untuk mewujudkan institusi yang bersatandar internasional.

Kegiatan ini dihadiri oleh narasumber dari berbagai negara, yaitu Prof. Miguel Altieri dari Berkeley University of California, USA yang merupakan salah satu pakar internasional di bidang Agroekologi, terutama di wilayah Amerika latin.

Kemudian Prof. Paolo Barberi, Professor di Santa Anna Pizza yang merupakan wakil presiden Agroekologi untuk eropa dan Dr.Georges, staff Departement Agroekologi di Coventry university yang berpengalaman di bidang Agroekologi di Afrika dan Amerika latin. (*/Humas UB)