Achmad Wicaksono Jabat Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Bangkok

 

Serah Terima Jabatan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Bangkok

Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng., Ph.D. dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mendapat amanah baru sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Bangkok sejak tanggal 16 Maret 2021. Jabatan ini akan diemban oleh mantan Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) UB ini setidaknya selama tiga tahun (2021- 2024).
Dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (17/3/2021), Soni, panggilan akrabnya, menceritakan di bulan Agustus tahun lalu ia melakukan pendaftaran. Proses selanjutnya ia mengikuti serangkaian tes tulis, wawancara dan presentasi dalam Bahasa Inggris. Saat mendaftar dikatakannya ada tujuh negara yang menjadi pilihan, ia memilih Thailand karena pengalamannya pernah tinggal di negara tersebut kala menempuh studi master di Asian Institute of Engineering (AIT).
Setelah dinyatakan lolos di Bulan November, ia harus menempuh rangkaian tes kesehatan lengkap. Sampai di akhir tahun 2020 keluar SK (Surat Keputusan) penugasan dari Kemdikbud sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan dan istilahnya “Dipinjamkan ke Kementerian Luar Negeri”, ujarnya. Baru di akhir bulan Januari keluar SK penempatan sebagai Atase Pendidikan dari Kementerian Luar Negeri.
Disampaikannya lingkup tugas Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) diantaranya menjalin kerjasama bidang pendidikan dan budaya antara Indonesia dan Thailand, membantu apabila mahasiswa indonesia yang kuliah di Thailand mengalami kesulitan, serta menangani Sekolah Indonesia Bangkok dan Sekolah Indonesia Yangon (Myanmar). Sampai saat ini, Thailand dikenal unggul di bidang agrikultur, manufaktur, pariwisata dan teknologi informasi, sehingga salah satu program kerjanya yakni memperkuat kolaborasi riset perguruan tinggi antar dua negara di bidang-bidang tersebut.
Program kerja lainnya masih ia susun bersama tim, mengingat ia baru dua hari aktif di KBRI. Diceritakannya karena pindah tugas luar negeri di masa pandemi, ia harus melalui 2 minggu isolasi mandiri di hotel sebelum bisa hadir dan bekerja di KBRI. Ketatnya protokol kesehatan yang diberlakukan Thailand menurutnya juga menjadi gambaran majunya pendidikan di negara tersebut.
Kemudian ia berharap agar lebih banyak dosen di UB yang bersedia melamar menjadi Atase Pendidikan, agar dapat memperluas jejaring kerjasama UB dengan berbagai institusi di berbagai negara. Ia pun bersedia apabila ada dosen yang berkonsultasi tentang cara menjadi atase, dengan tambahan penghasilan yang berupa Tunjangan Penghidupan Luar Negeri (TPLN) sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 65 tahun 2019. [siti rahma]