Sebanyak 58 peserta, pada Minggu hingga Sabtu (12-18/6/2022) mengikuti Seleksi Pendidik dan Tenaga Pendidikan Berprestasi UB 2022. Kegiatan yang berlangsung di Gedung Layanan Bersama Universitas Brawijaya (UB) diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP UB) melalui Pusat Pengembangan Manajemen Pendidikan.

Ditemeui PRASETYA, Prof. Dr. Ir. Hartuti MP., IPU., ASEAN Eng., Ketua pelaksana kegiatan menjelaskan bahwa kegiatan ini sebenarnya sudah sejak dulu diselengarakan secara rutin oleh Kementerian. Namun saat pandemi (COVID) hingga saat ini belum ada pemberitahuan menyelengarakan atau tidak, namun begitu Universitas Brawijaya tetap menyelengarakan kegiatan ini sebagai bentuk motivasi dan penghargaan atas kinerja bagi dosen maupun tendik yang berprestasi.
Dijelaskan Hartuti, bahawa ada 8 Kategori dalam seleksi yang diikuti oleh semua unit kerja terutama fakultas, ditambah dengan vokasi dan UB Kediri. 8 kategori yaitu Dosen Saintek Berprestasi, Dosen Soshum Berprestasi, Kaprodi Berprestasi, Pustakawan Berprestasi, Laboran Berprestasi, Pengelola Keuangan Berprestasi, Administrasi Akademik Berprestasi serta Arsipapris Berprestasi.
“Namun khusus kaprodi sebenarnya kementrian tidak melaksanakan di kategori itu, tetapi UB tetap melaksanakan untuk seleksi Kaprodi Berprestasi, karena kaprodi sekarang tugasnya sangat berat terutama dalam akreditasi Internasional sehingga Rektor tetap melaksanakan untuk memberikan motivasi dan penghargaan atas kinerja mereka, namun nantinya pemenangnya tidak dikirimkan ke Jakarta,” jelas Hartuti.
“Yang ada itu Academic Leader. Itu tidak sebagai kaprodi atau kajur, tetapi dosen yang luar biasa, mungkin dosen itu menjabat, dosen itu publikasainya bagus, kerjasama nasional dan internasionalnya bagus itu Academic Leader. Dan khusus Academic Leader nanti Rektor yang akan menetapkan untuk diikut sertakan pada tingkat kementrian,” tambahnya.
Hartuti juga menjelaskan adanya beberapa kendala yang mengakibatkan peserta seleksi pada tahun ini lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 80 peserta. Diantaranya misalkan untuk seleksi Laboran Berprestasi, dimana syarat yang diminta oleh kementrian pesertanya adalah PLP, PNS dan Non PNS tetap dengan SK Rektor yang mendapat tugas fungsional sebagai PLP, namun di UB karena banyaknya laboratorium bahkan lebih dari 100, banyak laboran yang belum memenuhi syarat karena statusnya belum tetap.
“Demikian juga dengan Arsiparis, pustakawan kita itu ada yang pendidikan S1 memang pustakawan, ada yang S2 nya juga pustakawan namun dia tenaga Non PNS dan setelah 4 tahun mestinya sudah tetap menjadi pegawai tendik tetap itu belum menjadi pegawai tetap,” tambahnya.
Selain beberapa hal tersebut, persyaratan dimana tendik ini minimal menduduki jabatan terakhir yang diikuti di kategorinya itu 3 tahun, sedangkan di UB kadang-kadang mutasinya belum 3 tahun sudah mutasi sehingga dia belum memenuhi jabatan yang diduduki saat ini yang minimal 3 tahun, mengakibatkan tidak semua kategori yang ada bisa diikuti.
Ditambahkan Hartuti, dari kegiatan ini pemenang tingkat universitas yang akan dikirim ke Jakarta dan masuk seleksi 3 besar akan mendapatkan pendampingan dari LPP mulai dari pelatihan, persiapan, penyusunan PPT hinga menata performance hingga saat seleksi di Jakarta.
“Kita bekali dan kami carikan pendamping, biasanya dosen-dosen atau tendik-tendik yang pernah menjadi juara nasional baik itu dari UB kalau ada, maupun kita datangkan dari perguruan lain yang pernah jadi juara,”.
Hartuti berharap, nantinya dari hasil pemilihan pendidik dan tenaga kependidikan ini yang berprestasi atau yang unggul ini kalu memang ada perlu tindak lanjut, nantinya akan ada rekomendasi-rekomendasi dari LPP kepada Rektor untuk memperhatikan pendidik dan tendik yang berpotensi tetapi tidak bisa kirim ke Jakarta itu harus diberi peluang untuk mengikuti pelatihan, sehingga nanti bisa mendapat PLP, mendapat jabatan fungsional dan memenuhi persyaratan dalam semua kategori.
“Mungkin kami akan kerjasama dengan Direktorat Pengembanagn SDM mengadakan pelatihan baik itu pelatihan arsiparis, pelatihan pengelolaan keuangan, dan sebagainya. Untuk memberikan bekal kepada mereka untuk menuju nanti dosen berprestasi atau tendik berprestasi untuk tahun berikutnya,” pungkasnya.
(ronny)