Sebanyak 40 mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) mengikuti program Training of Trainer (ToT) yang diselenggarakan oleh Kelompok Kajian (KK) Wargakarta FIB UB, untuk realisasi program Sekolah Keragaman 2 di Ruang Bale Bagus, Hotel Ubud pada Sabtu-Minggu (4/3-5/3/2023).
Di hari pertama, mahasiswa dibekali konsep-konsep inklusif sebagai dasar penyelengaaraan program. Hari selanjutnya, mahasiswa juga dibekali hal-hal teknis terkait kepiawaian mereka untuk menangkap dan mendeskripsikan Praktik Baik masyarakat untuk direpresentasikan dalam bahasa dan media promosi.
Dalam acara pembukaan, Ketua KK Wargakarta, Dr. Hipolitus K. Kewuel mengucapkan terima kasih kepada 40 mahasiswa FIB yang telah meluangkan waktu untuk terlibat sebagai volunteer dalam program ini.
“Kehadiran anda pada program ini membuktikan bahwa anda dan para dosen dalam Tim Wargakarta sefrekuensi dalam menjalankan tugas sebagai insan kampus yang tidak sekedar berkegiatan di kelas, tetapi juga hadir di tengah masyarakat untuk belajar dari mereka. Maka, nikmatilah kesempatan pembelajaran lapangan ini,” seru Dr. Hipo.
Ketua Program Sekolah Keragaman 2, Dr. Sigit Prawoto dalam sambutannya menegaskan bahwa program ini berkenaan dengan promosi Praktik Baik di desa-desa.
“Harapannya program ini menjadi sumbangan dari insan kampus untuk masyarakat. Saat ini, hampir semua desa ingin mem-branding diri. Kita perlu bersyukur karena boleh berperan membantu desa untuk mempromosikan Praktik Baik-nya,” ujarnya.
Hadir dalam kesempatan ini beberapa dosen FIB sebagai narasumber, yaitu Dosen Program Studi (PS) Pendidikan Bahasa Inggris, Irene Nany, M.Pd., yang membawakan materi kiat-kiat menulis kreatif. Dosen PS Seni Rupa Murni, Mayang Anggrian, M.Pd., mempresentasikan materi fotografi untuk membekali para volunteer wawasan tentang mendesign media promosi yang baik.
Selain itu, para dosen PS Antropologi dan PS Seni Rupa Murni lainnya, dari KK Wargakarta sendiri juga memberikan gambaran tentang program promosi praktik baik di desa-desa yang terlibat dalam program ini.
Nindyo Budi Kumoro, M.A., mengawali sesi dengan memaparkan konsep tentang nilai-nilai inklusivitas. Franciscus Apriwan, M.A. memberi materi tentang ketrampilan sebagai fasilitator. Irsyad Martyas, M.A., lebih teknis mendampingi mahasiswa untuk simulasi pendampingan terhadap warga dalam program pelatihan promosi Praktik Baik yang rencananya akan dihelat pada Sabtu-Minggu (11-19/3/2023) di lima desa.
Siti Zurinani, M.A., dan Fatmawati, M.Sn., fokus mempersiapkan mahasiswa untuk melakukan proses gethok tular atau mekanisme penyebaran media promosi Praktik Baik ke khalayak masyarakat yang lebih luas.
Mahasiswa mengerjakan tugas ini sudah berkoordinasi dengan warga di kelompoknya masing-masing dengan target capaian yang sudah disepakati. Mahasiswa dibagi ke dalam delapan kelompok, yang setiap kelompoknya dipandu oleh salah satu tim inti KK Wargakarta. Di desa-desa, mahasiswa bertugas sebagai fasilitator.
Mahasiswa disiapkan untuk mendampingi warga memproduksi media promosi Praktik Baik. Pertama, mahasiswa berkoordinasi dengan warga untuk mengevaluasi foto-foto kegiatan praktik baik yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam kegiatan ini, warga dibimbing untuk melakukan menyortir foto mana yang paling sesuai dengan tema praktik baik, dan mana yang paling layak ditampilkan dalam media promosi.
Selanjutnya, mahasiswa memandu warga untuk membuat deskripsi atas foto-foto tersebut. Mahasiswa memandu diskusi untuk menentukan pilihan media promosi yang akan digunakan. Kemudian, mahasiswa bersama anggota kelompok masyarakat melakukan koordinasi untuk proses gethok tular.
Desa yang didampingi dalam program ini adalah Desa Mangliawan dengan Praktik Baik Pelestarian Air; Desa Mojorejo dengan Praktik Baik Sadar Kerukunan Umat Beragama; Desa Selorejo dengan Praktik Baik Pelestarian Hutan; Desa Maduredo dengan Praktik Baik Pengolahan Sampah, dan Desa Jambuwer dengan Praktik Baik Bersih Dusun. [dts/Humas UB]